Neutron Yogyakarta

Cave Tubing Tak Lancar karena Dangkal Dampak Kemarau, Debit Air di Kalisuci Susut sampai 1,5 Meter

Cave Tubing Tak Lancar karena Dangkal Dampak Kemarau, Debit Air di Kalisuci Susut sampai 1,5 Meter
TERDAMPAK KEMARAU: Wisatawan nampak menikmati keindahan destinasi wisata Cave Tubing Kalisuci, di Pacarejo, Semanu.Dokumen Kalisuci untuk Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Debit air Wisata Cave Tubing Kalisuci di Jetis, Pacarejo, Semanu surut. Destinasi wisata yang mengandalkan air sebagai wahana utama, peformanya berkurang karena terdampak kemarau panjang.

“Musim kemarau surut airnya, tapi tidak kering,” kata Pengelola Wisata Cave Tubing Gua Kalisuci Muslam Winarto Minggu (12/11).

Kondisi demikian secara tidak langsung mempengaruhi jumlah kunjungan. Meski tidak ada penutupan aktivitas wisata, penyusutan debit air cukup tajam yakni, satu sampai 1,5 meter. “Secara umum aktivitas cave tubing tidak masalah, tapi laju pergerakan pelampung ban terganggu. Tidak lancar karena air dangkal,” ujarnya.

Baca Juga: Pelat Kuning Mengaspal di Trayek Bandara YIA-Gunungkidul, tapi Tidak Pernah Masuk Terminal

Jika waktu normal cuve tubing adalah satu jam, sekarang molor lebih lama menjadi 1,5 jam hingga dua jam. Itu terjadi lantaran aliran air tidak lancar akibat menurunnya debit air.

Menurutnya, destinasi Wisata Cave Tubing Kalisuci selama ini ada kebijakan pembatasan jumlah kunjungan. Jumlah pengunjung sengaja dibatasi 250 orang per hari pada saat peak season agar kelestarian Gua Kalisuci dapat terjaga.”Jadi, di waktu sekarang masih longgar untuk dikunjungi,” jelasnya.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung dipersilakan. Biaya untuk lokal domestik satu orang Rp 120 ribu per orang. Kemudian turis mancanegara cukup merogoh kocek dengan Rp 200 ribu saja.

Baca Juga: Gunungkidul Butuh 67 Orang untuk Menjabat Perangkat Kalurahan, Minat?

Sementara itu, Pengurus Operator Dewabejo Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo Arif Sulistyo mengatakan, musim kemarau tidak mempengaruhi aktivitas susur gua. “Airnya lancar tidak ada penurunan debit,” kata Arif Sulistyo.

Seperti diketahui, Gua Pindul juga merupakan objek wisata gua dengan media air. Gua Pindul dapat dinikmati dengan cara menaiki ban pelampung di atas aliran sungai bawah tanah dalam gua. Lokasinya terletak di Bejiharjo, Karangmojo.”Pengunjung normal akhir pekan bisa sampai 100 hingga150 per hari,” kata Arif Sulistyo.

Rerata pengunjung masih seputar Pulau Jawa. Agar dapat menikmati keindahan susur Gua Pindul, wisatawan cukup mengeluarkan uang Rp 50 ribu per orang, termasuk biaya retribusi.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul Oneng Windu Wardhana mengatakan, target PAD dari retribusi wisata 2023 sebesar Rp 28.900.000.000. Bulan lalu terealisasi Rp 17.462.664.570 atau sekitar 60,42 persen.”Kami tetep berupaya semaksimal mungkin, sejauh dapat dicapai,” kata Oneng. (gun/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)