Neutron Yogyakarta

ITF Pasar Niten Bakal Beroperasi Akhir Tahun

ITF Pasar Niten Bakal Beroperasi Akhir Tahun
PROSES PEMBANGUNAN: Suasana pembangunan ITF Niten, Kasihan, Bantul Minggu (12/11) yang direncanakan akan selesai akhir Desember mendatang.GREGORIUS BRAMANTYO/RADAR JOGJA 

RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya mengoptimalkan pengelolaan sampah. Salah satunya dengan membangun Intermediate Transfer Facility (ITF) Pasar Niten. Lokasi tersebut nantinya akan mengolah sampah yang dihasilkan dari aktivitas pasar di Bantul.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, pembangunan ITF Pasar Niten saat ini mencapai 75-80 persen. Pembangunannya sendiri telah dimulai sejak Juli dan direncanakan mulai beroperasi pada 10 Desember mendatang.
“Nantinya ITF Pasar Niten akan menggunakan teknologi, mulai dari pemilahan sampai hingga pengolah sampah,” katanya Minggu (12/11).

Rencananya, ITF Pasar Niten akan menggunakan teknologi yang diaplikasikan. Mulai dari pemilahan sampah laku jual, pencacah dan pemilahan sampah organik atau anorganik, dan komposting dengan rotary clean. Dengan metode pengolahan tersebut, diperkirakan ITF Pasar Niten akan mampu mengolah sampah dengan kapasitas sekitar 6-7 ton per hari.

Baca Juga: Angka Pengangguran Terbuka Terus Turun, Disnakertrans Bantul: Insyaallah di 2024 Ada Rekrutmen Lagi

Fasilitas tersebut dibangun untuk mengurangi sampah yang dikirim ke TPST Piyungan sebeluma ada rencana desentralisasi. Tujuan dibangun ITF adalah sebagai fasiltias pengolah antara. Di mana sampah diolah di situ sehingga sampah residu dibawa ke Piyungan. Namun ke depan TPST Piyungan sudah tak lagi menerima sampah. Yang menjadi prioritas adalah sampah-sampah dari pasar besar yang dikelola oleh pemerintah. Seperti Pasar Bantul, Pasar Piyungan, Pasar Niten, Pasar Pijenan, dan Pasar Imogiri. “Disentralkan di instalasi yang ada di Niten,” ujar Ari.

Sebelumnya, di lokasi tersebut telah ada tempat pengolahan sampah (TPS) yang menampung sampah dari Pasar Niten. Di mana secara rutin setiap dua hingga tiga hari akan diambil lalu dibawa ke TPST Piyungan. Selanjutnya, sampah dari pasar-pasar yang dikelola Pemkab Bantul akan diolah di ITF Niten. “Besok sampah dari aktivitas pasar akan langsung diambil dan dibawa ke ITF,” sebutnya.

Dia menjelaskan, alasan pemusatan pengolahan sampah pasar ke ITF Niten karena berkaitan dengan ketersediaan lahan. Tidak semua pasar di Bantul memiliki lahan yang cukup untuk menampung sampahnya. Pihaknya melihat di Pasar Niten masih mungkin untuk dibangun fasilitas tersebut.

Baca Juga: Pemkab Bantul Masih Kaji Pembangunan Pelabuhan di Laguna View

Selain itu juga representatif dan tidak berdekatan dengan permukiman. “Selain efisiensi karena gampang mengontrol dan terpusat, lalu juga dipengaruhi faktor teknis dan non-teknis yang lain,” jelas mantan pejabat Bappeda Bantul ini.

Karena hanya diperkenan untuk sampah pasar, maka sampah yang berasal dari luar aktivitas pasar tidak diperkenankan untuk dibuang di fasilitas tersebut. Ari menilai, faktanya masih ada sampah dari luar pasar yang masuk. Seperti sampah yang dibawa sendiri oleh pedagang atau pengunjung pasar. Untuk mengatasinya, kata Ari, memang perlu waktu dan proses. “Yang buang sampah bukan dari pasar otomatis dia tidak tercatat sebagai pelanggan. Kalau sampah rumah tangga ya dikelola di rumah atau berlangganan penyedia di kawasan tersebut,” ucap Ari.

Ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pasar terkait hal tersebut. Jika nantinya ada yang kedapatan membuang sampah dari luar pasar ke ITF Niten, maka akan diedukasi. Sebab menurut Ari, tindakan yang dilakukan oknum tersebut tidak salah, melainkan kurang tepat. “Buangnya sudah benar di tempat sampah, tapi tidak tepat meski sama-sama tempat sampah. Tindakan sudah benar tapi di situ memang tidak diperuntukkan untuk sampah di luar aktivitas pasar,” tandas alumnus S2 Geografi UGM ini. (tyo/eno)

Lainnya