Neutron Yogyakarta

Keluhkan Banyak Kecelakaan karena Pengendara Mabuk

Keluhkan Banyak Kecelakaan karena Pengendara Mabuk

RADAR MAGELANG – Pelaku usaha di kawasan Umbulharjo mengeluhkan banyaknya kasus kecelakaan akibat orang mabuk. Kapolda DIJ pun meminta jajarannya untuk rutin patroli di sana.

Hal itu mengemuka saat Polda DIJ menggelar Jumat Curhat di nDalem Ngabean Resto, Patehan, Kraton, Jogjakarta pada Jumat (10/11). Kapolda DIJ Irjen Pol Suwondo Nainggolan hadir langsung ditemani Kapolresta Jogja Kombes Pol Saiful Anwar. Curhatan banyak disampaikan oleh ibu-ibu yang menjadi pelaku UMKM.

Satu di antaranya yang disampaikan Damelia, pelaku UMKM dari Umbulharjo. Dia mengeluhkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat pengendara mabuk dari cafe-cafe di sekitar tempat usahanya. Dikeluhkan juga matinya lampu penerangan di sekitar tempat usahanya selama 10 hari.

Baca Juga: Para Pelaku UMKM Curhat ke Kapolda DIY soal Pengendara Mabuk, Lampu Penerangan Mati, Hingga Judi

Menanggapi curhatan, Suwondo langsung memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan patroli di sekitar tempat usaha Damelia. Dia juga meminta agar menindak tegas pengendara yang mabuk. Segera berkoordinasi dan membuat laporan dengan dinas terkait untuk memperbaiki lampu penerangan di sekitar tempat usaha itu..

Curhatan lainnya datang dari Fitri, pelaku UMKM dari Kelurahan Terban. Dia mengeluhkan masih adanya masyarakat yang berjudi di kampungnya. Dia mengatakan, judi telah menjadi masalah sosial yang meresahkan warga. Fitri khawatir judi akan berdampak negatif terhadap perkembangan UMKM.

Kapolresta Jogja pun diperintahkan Suwondo untuk segera menindaklanjuti laporan tentang judi di kampung Fitri. Dia juga mengingatkan, jajarannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya judi.

Baca Juga: UMKM DIY Dijadikan Percontohan Bagi Dinas UMKM Luar Daerah

Selain keduanya, para pelaku usaha dan UMKM lainnya pun juga menyampaikan berbagai macam curhatan di antaranya terkait penipuan, lampu merah yang tidak berfungsi, akses bus yang sulit, perbedaan aturan perpajakan, dan jadwal pembuangan sampah yang menjadi lebih lama. Suwondo menyambut baik curhatan dan masukan dari para pelaku usaha dan UMKM tersebut.

Menurutnya, Jumat Curhat merupakan upaya Polda DIJ menyerap aspirasi, keluhan, dan saran dari masyarakat serta berdiskusi mencari solusi bersama terhadap berbagai masalah yang ada, seperti kejahatan jalanan, kemacetan lalu lintas, judi, minuman keras dan berbagai masalah lainya “Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Polri kepada masyarakat, khususnya pelaku usaha dan UMKM,” katanya, Minggu (12/11).

Jumat Curhat kali ini diikuti oleh sekitar 100 pelaku usaha dan UMKM dari berbagai sektor. Kegiatan berjalan dengan lancar dan ditutup dengan pembagian dan pemberian paket sembako kepada warga yang membutuhkan. (rul/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)