Neutron Yogyakarta

Sleman Miliki Tiga Titik Rawan Genangan, Sudah Direvitalisasi, BPBD Imbau Masyarakat Waspada

Sleman Miliki Tiga Titik Rawan Genangan, Sudah Direvitalisasi, BPBD Imbau Masyarakat Waspada
HARUS WASPADA: Pengendara kendaraan bermotor melintas di dekat genangan air hujan di kawasan Flyover Jombor Minggu (12/11). GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman meminta masyarakat agar waspada potensi banjir atau genangan pada musim penghujan. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas sangat lebat.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, dari pengalaman tahun lalu ada beberapa titik rawan genangan di Kabupaten Sleman. Seperti di kawasan Janti, ring road utara yang berada di depan kampus UPNVY, hingga Jalan Solo.

Menurut dia, oleh instansi terkait beberapa titik rawan genangan itu sudah dilakukan revitalisasi. Sehingga harapannya genangan air hujan pun dapat diantisipasi dan tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan. “Titik rawan banjir sepertinya sudah teratasi di tahun 2023, drainasenya juga sudah dibuat. Semoga di tahun ini tidak ada lagi (genangan, Red),” ujar Bambang kepada Radar Jogja kemarin (12/11).

Baca Juga: BPBD Sleman Minta Masyarakat Waspadai Potensi Genangan Saat Musim Hujan, Ini Titik Rawannya

Walaupun sudah ada upaya antisipasi, Bambang meminta, agar masyarakat tetap waspada. Karena ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, tetap berpotensi menimbulkan genangan atau banjir.

Lantaran, sebut Bambang, bencana tersebut juga disebabkan dari tinggi rendahnya debit air ketika hujan. Serta ada tidaknya kiriman air dari wilayah yang lebih tinggi ke titik-titik rawan genangan tersebut. “Jadi kalau disebut sudah aman, belum tentu. Karena ada tidaknya genangan juga tergantung bagaimana spesifikasi drainase dan curah hujan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogjakarta Warjono menyebut, bencana hidrometeorologi berpotensi muncul pada masa pancaroba. Yakni selama peralihan dari musim kemarau panjang ke musim penghujan seperti sekarang.

Baca Juga: Stadion Maguwoharjo Mulai Bulan Depan Sudah Direnovasi, PSS Sleman Terpaksa Pindah Kandang

Adapun potensi bencananya, terang Warjono, meliputi hujan disertai angin kencang, hujan es, dan puting beliung. Beberapa wilayah juga memiliki potensi tinggi bencana hidrometeorologi. Di antaranya Sleman, Kota Jogja, Kulon Progo bagian utara, serta Gunungkidul bagian utara. “Wilayah tersebut berpotensi angin kencang di awal masa pancaroba,” sebutnya. (inu/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version