Neutron Yogyakarta

Bantul Sumbang Lima Ton per Hari

Bantul Sumbang Lima Ton per Hari
TELATEN: Pembudidayaan ikan lele dengan kolam terpal dengan memanfaatkan belakang rumah sebagai lahan budi daya.SEVTIA EKA NOVARITA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Produktivitas ikan lele di Bantul masih kecil. Hal ini dibuktikan dengan suplai lele di DIJ hanya sekitar lima ton per hari. Sedangkan kebutuhan lele warga Jogjakarta ini mencapai 30 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul Istriyani mengatakan, angka tersebut didapat dari hasil survei ke Boyolali. Di mana menyebutkan setiap hari produsen dari daerah tersebut menyuplai 20 ton lele ke Jogja. “Itu baru yang dari Boyolali, belum dari Tulungagung atau Blitar. Taruhlah rata-rata 30 ton per hari,” beber Istriyani kemarin (13/11).

Oleh karena itu, peluang pasar lele untuk wilayah Jogjakarta masih sangat besar. Terlebih produksi ikan budi daya di Bantul didominasi oleh lele mencapai 50 persen. “Lele itu yang paling mudah dibudidayakan, dengan air sumur bisa,” jelasnya.

Baca Juga: ITF Pasar Niten Bakal Beroperasi Akhir Tahun, Kelola Sampah dari Pasar di Bantul

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut, pembudidaya ikan darat di Bantul rata-rata sudah berhasil. Hanya saja kelemahannya skala usahanya masih kecil. Lantaran keterbatasan lahan. Maka pihaknya menawarkan untuk menggunakan tanah kas desa (TKD) dalam hal pemanfaatan budi daya ikan. Di mana tentunya harus berkoordinasi dengan Kalurahan dan Badan Permusyawaratan Kalurahan (Bamuskal).
“Kelompok ini bisa diberikan hak untuk menyewa, untuk meningkatkan skala ekonomi usahanya,” ujarnya.

Halim menilai, ikan memiliki nilai lebih dibanding komoditas lain. Dengan catatan pembudidayaannya efisien. Juga tingkat kematian ikan dapat ditekan sekecil mungkin. Bahkan sampai nol. “Maka ini tugas para pakar untuk menemukan teknologi perikanan yang efektif dan efisien,” tegasnya. (tyo/eno)

Lainnya

Exit mobile version