Neutron Yogyakarta

Bawaslu Libatkan Kelompok Disabilitas untuk Pengawasan

Bawaslu Libatkan Kelompok Disabilitas untuk Pengawasan
SOSIALISASI: Ketua Bawaslu Bantul Didik Joko Nugroho (tengah) saat melakukan pengawasan Pemilu partisipatif penguatan pemahaman kepemiluan terhadap disabilitas di Kabupaten Bantul.DOKUMENTASI BAWASLU BANTUL 

RADAR MAGELANG – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bantul melibatkan kelompok disabilitas dalam pengawasan partisipatif Pemilu 2024. Bawaslu Bantul gencar melakukan kolaborasi sosialisasi pengawasan partisipatif dengan kelompok disabilitas. Di antaranya disabilitas netra dan disabilitas fisik yang ada di Kabupaten Bantul.

Ketua Bawaslu Bantul Didik Joko Nugroho mengatakan, kelompok disabilitas tersebut didorong untuk aktif dalam pengawasan partisipatif. Terutama menjelang masa kampanye yang akan dimulai pada 28 November mendatang.

“Beberapa isu kerawanan dalam masa kampanye seperti politik uang, politisasi SARA, informasi hoaks serta ujaran kebencian menjadi hal yang perlu diperhatikan pemilih disabilitas,” bebernya Selasa (14/11).

Baca Juga: Launching SIDAKIS, Dinsos Bantul Lakukan Terobosan dalam Pelayanan Jaminan Kesehatan

Selain itu, dia juga mengingatkan untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Sebab menjelang masa kampanye, diprediksi akan banyak informasi-informasi yang mengarah pada upaya untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu. “Kami berharap kelompok penyandang disabilitas untuk pro aktif menjadi pemilih yang aktif, cerdas dan rasional dalam Pemilu 2024,” ujar Didik.

Sementara itu, Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Bantul Slamet Raharjo turut menyampaikan pengalamannya sebagai pemilih pada Pemilu 2019 lalu. Menurutnya, masih ditemui tempat pemungutan suara (TPS) yang kurang akses terhadap penyandang disabilitas.

Oleh karena itu, dia berharap kepada penyelenggara Pemilu agar memperhatikan aksesibilitas TPS. “Terutama untuk penyandang disabilitas dan kelompok jompo,” ucapnya.

Baca Juga: Kemensos Salurkan Bantuan ATENSI bagi Lansia dan Disabilitas di Bantul

Selain itu, diperlukan juga keterampilan komunikasi penyelenggara pemilu di TPS pada saat melayani pemilih disabilitas. Hal tersebut menurutnya penting. Sebab masih sering ditemui penyelenggara pemilu di TPS yang kurang paham cara-cara berkomunikasi atau melayani pemilih disabilitas. Baik itu netra, fisik, tuli, atau rungu. “Kami berharap agar sosialisasi terkait pengawasan kepemiluan dapat dilakukan secara intensif di tingkat kalurahan dengan mengundang perwakilan disabilitas di masing-masing wilayah,” harapnya. (tyo/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)