RADAR MAGELANG – Faktor penyebab stunting tidak hanya dari segi kecukupan gizi. Namun pengukuran berat dan tinggi badan yang tidak tepat, juga cukup rawan menjadi penyebab penanganan yang salah.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan, keakuratan pengukuran berat dan tinggi badan cukup penting untuk penanganan stunting. Sebab jika tidak tepat, maka penanganannya dan pendataanya akan kurang optimal.
Danang menyebut, pengukuran yang tidak tepat dikhawatirkan dapat membuat bayi yang terindikasi stunting justru tidak dilakukan penanganan. Begitu pula sebaliknya. Bayi yang seharusnya tidak stunting, malah dilakukan penanganan yang tidak perlu.
Baca Juga: Pengukuran Berat dan Tinggi Badan Bayi Tidak Tepat, Penanganan Stunting Rawan Salah
Karena itu, menurutnya, tera ulang alat penimbang berat dan tinggi badan bayi di posyandu maupun puskesmas perlu dilakukan. Sehingga hasilnya pun dapat akurat.
“Bayi yang bobotnya kurang dari 2,5 kilogram itu stunting, sehingga dengan adanya keakuratan maka bisa dilakukan penanganan yang tepat,” beber Danang Selasa (14/11).
Kondisi itu, lanjutnya, yang mendasari Pemkab Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman meluncurkan program Anting-Anting Emas. Yakni akronim dari Alat Ukur dan Timbangan Penting untuk Penanganan Stunting Bersama Metrologi Legal Sleman.
Baca Juga: Guru Besar FKUI Ingatkan, Wasting dan Stunting Ancaman Terwujudnya Generasi Emas Indonesia
Danang menerangkan, angka prevelensi stunting di kabupaten Sleman berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SGSI) mengalami penurunan. Karena pada 2021, angka penurunan stunting di Sleman sebesar 16 persen. Lalu turun menjadi 15 persen tahun lalu.
Kemudian berdasar e-PPBGM, angka stunting di Sleman mengalami penurunan 1,9 persen selama kurun waktu dua tahun. Yakni pada 2021 sebesar 7,2 persen menjadi 6,88 persen pada 2022.
“Apabila alat timbangan dan alat ukur tinggi badan tidak berfungsi dengan baik atau kurang akurat, dampaknya cukup mempengaruhi terhadap akurasi kenaikan atau penurunan angka stunting di Sleman,” ucap Danang.
Baca Juga: Cegah Stunting lewat Pemberian Makanan Tambahan Gratis
Sementara itu, Kepala Disperindag Sleman Mae Rusmi Suryaningsih menyampaikan, pada tahun ini pelayanan tera ulang posyandu atau Anting-Anting Emas bakal menyasar dua kapanewon. Yakni Mlati dan Sleman.
Dari dua kapanewon tersebut, sudah ada empat kalurahan yang sudah dilakukan tera ulang. Meliputi Kalurahan Tridadi, Caturharjo, Triharjo, dan Pandowoharjo. Sementara di luar dua kapanewon itu, ada di Kalurahan Sidoarum, Godean.
“Data sementara UTTP Posyandu di kalurahan yang sudah masuk di kami ada 186 unit dan 41 dinyatakan rusak atau tidak bisa ditera,” beber Mae. (inu/eno)