Neutron Yogyakarta

Nguri-uri Budaya dan Latih Ketelitian, Siswa MTsN 2 Bantul Belajar Wiru Jarik

Nguri-uri Budaya dan Latih Ketelitian, Siswa MTsN 2 Bantul Belajar Wiru Jarik
TELATEN: Siswa MTsN 2 Bantul saat belajar melipat wiru pada jarik untuk dipakai pada busana Jawa.Dokumentasi MTsN 2 Bantul

RADAR MAGELANG – Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bantul belajar untuk wiru jarik. Yakni metode melipat jarik dengan lipatan kecil, kemudian dipakai pada busana Jawa.

Kegiatan itu diinisiasi oleh Guru Bahasa Jawa MTsN 2 Bantul Purwito Aji. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian budaya Jawa. Sekaligus untuk melatih empati, kesabaran, dan ketelatenan para siswa.

Bahkan penyampaian penjelasan untuk wiru jarik menggunakan bahasa Jawa. “Saya harap siswa bisa mengenakan busana Jawa dengan trep sesuai unggah-ungguhnya,” ujar Purwito Rabu (15/11).

Baca Juga: Nguri-uri Budaya dan Latih Ketelitian, Siswa MTsN 2 Bantul Diajari Wiru Jarik

Purwito menjelaskan tentang motif jarik dan cara membedakan jarik dari dalam dan luar, termasuk asalnya. Jarik yang berwarna dasar putih merupakan jarik gagrag Jogja, sedangkan jarik yang berwarna dasar coklat merupakan gagrag Solo. “Aja kleru motif ya, motife kudu bener, motif garuda ya aja kewalik, ngana uga motif lia-liane,” ujarnya.

Siswa dijelaskan secara rinci berapa ukuran untuk wiru, karena ada perbedaan ukuran untuk jarik yang digunakan pria dan wanita. Kemudian juga dijelaskan tentang cara memakai jarik. Purwito juga menjelaskan terkait atasan busana Jawa, ada surjan, beskap, kutu baru, hingga kartinian.

Siswa kelas 9B Megie mengaku antusias dengan kegiatan praktik semacam ini. Menurutnya banyak manfaat yang didapatkan. “Saya senang jadi tahu perbedaan jarik Jogja dan Solo, dan bisa berlatih me-wiru juga. Tenyata wiru jarik membutuhkan kesabaran serta keuletan,” ujarnya. (lan/eno)

Lainnya

Exit mobile version