Neutron Yogyakarta

Sumbatan Luweng dan Penyempitan Sungai  Bisa Picu Banjir

Sumbatan Luweng dan Penyempitan Sungai  Bisa Picu Banjir
PERLU DICEK - Penampakan aliran Kali Oya tampak mengering dan memanjang di wilayah Padukuhan Ngeblak, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar.GUNAWAN/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Tipikal wilayah Kabupaten Gunungkidul berupa kawasan karst berponor atau berlubang patut diwaspadai, terutama saat musim hujan. Keberadaan ponor alias luweng yang tersumbat berpotensi memicu banjir jika tidak dibersihkan.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Gunungkidul dilanda banjir genangan di sejumlah wilayah. Salah satu pemicunya sumbatnya luweng dan penyempitan aliran sungai.”Jauh hari saya sudah ingatkan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan sumber air resapan,” kata Heri Kamis (16/11/23).

Dengan demikian ketika musim hujan tiba sudah ada persiapan dini. Mitigasi bencana diperlukan agar kejadian banjir besar yang melanda saat badai siklon cempaka 2017 dapat diminimalisasi.”Bersih-bersih kali dan luweng dapat dikomunikasikan dengan pemerintah kalurahan sehingga muncul gerakan serempak,” ujarnya.

Baca Juga: Dinkes Gunungkidul Nyatakan Tren Kasus Penyebaran Virus DBD Menurun

Langkah preventif demikian akan lebih efektif jika melibatkan seluruh unsur dan elemen masyarakat. Program bersih-bersih sumbatan luweng dan kali dapat dikomunikasikan bersama dengan wilayah wilayah lokasi rawan.Contoh wilayah rawan ada di JJLS (jalur jalan lintas selatan). “Sebelah utara berpotensi muncul genangan karena  dataran rendah dan terdapat cekungan,” ucapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan, upaya pengendalian banjir pada musim saat musim penghujan telah dilakukan.”Bupati menerbitkan SE (surat edaran) tentang gerakan bersih kali dan luweng,” kata Hary.

Surat edaran yang ditekan pada 26 Oktober 2023 ditujukan kepada seluruh panewu dan lurah se-Gunungkidul. Bupati mengimbau untuk melaksanakan gerakan bersih kali dan luweng. Selanjutnya memerintahkan ketua RW/Rt dan kelompok pemerhati kali bersama masyarakat untuk melakukan gerakan bersih kali dan luweng serta saluran air lingkungan sekitar.”Menghindari buang sampah sembarangan seperti selokan, kali dan luweng untuk mencegah tertutupnya saluran air yang menyebabkan banjir,” jelasnya.(gun/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)