Neutron Yogyakarta

Trend Kasus Persebaran Virus DBD Menurun

Trend Kasus Persebaran Virus DBD Menurun
Ilustrasi gambar orang terkena DBD.(Website/Jawa Pos)

RADAR MAGELANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul menyatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami penurunan cukup signifikan. Sejauh ini teknik melumpuhkan nyamuk nakal dengan penyebaran nyamuk Wolbachia belum dilakukan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis Dinkes Kabupaten Gunungkidul Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, penurunan itu mengacu pada data hingga akhir Oktober 2023, total ada 140 kasus DBD dengan jumlah korban meninggal dunia satu orang. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding kejadian tahun lalu yang mencapai 449 kasus dengan korban meninggal tiga orang.”Meski trend kasus DBD mengalami penurunan, tetap harus waspada,” ujarnya.

Menurutnya, potensi peningkatan kasus sangat mungkin terjadi saat musim hujan. Itu artinya, semua lapisan masyarakat diimbau tetap mewaspadai penyebaran penyakit dengan cara melakukan pencegahan. “Penerapkan pola hidup bersih dan sehat wajib dilakukan,” jelasnya.

Baca Juga: Dinkes Gunungkidul Nyatakan Tren Kasus Penyebaran Virus DBD Menurun

Seperti program 3M (menutup, menguras, dan mengubur) benda-benda sekitar lingkungan karena berpotensi menjadi sarang nyamuk terus disosialisasikan. Berdasarkan data nyamuk nakal paling banyak menjangkiti warga Kapanewon Wonosari, Karangmojo, Ponjong dan warga Kapanewon Playen. Penduduk perkotaan paling rentan dengan DBD dan tidak mengenal batasan usia.

Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, hingga sekarang belum menggunakan teknik melawan nyamuk penyebab DBD dengan penyebaran nyamuk Wolbachia sebagaimana Bantul dan Sleman.”Masyarakat sudah familiar dengan program 3M,” kata Dewi.

Dikatakan, persebaran DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Karena itu masyarakat diminta terus menjaga pola hidup bersih sehat dan rajin berolahraga. Daya tahan tubuh yang kuat potensi terserang penyakit juga semakin kecil.”Saat ini masyarakat juga perlu mewaspadai musim pancaroba. Peralihan dua musim memiliki risiko penularan penyakit berbagai penyakit,” ungkapnya.

Baca Juga: Mulai Mitigasi Datangnya Hujan, Pemkot Antisipasi Talut Ambrol hingga Kasus DBD

Pergantian cuaca bisa menimbulkan penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan) yang dapat menular ke orang lain. Kemudian demam berdarah (DB), hipertensi (darah tinggi) dan nasofaring akut (pilek), TBC (Tuberculosis), diare dan leptospirosis.”Upaya pencegahan harus dilakukan dengan mengoptimalkan program gerakan masyarakat sehat (Germas),” ucapnya. (gun/din)

Lainnya