RADAR MAGELANG – Memasuki musim penghujan, potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Sleman meningkat. Sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun mulai melakukan pemeriksaan early warning system (EWS).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, pada musim penghujan seperti sekarang pihaknya cukup mewaspadai potensi banjir lahar hujan. Terlebih jika kawasan lereng Gunung Merapi terjadi hujan dengan intensitas lebat.
Dia mengaku, upaya mencegah timbulnya korban jiwa dan dampak kerusakan dilakukan dengan mengecek kembali EWS atau sistem peringatan dini bencana. Agar kemudian pada musim penghujan bisa berfungsi dengan baik.
Untuk diketahui, jumlah EWS di kabupaten Sleman mencapai 37 titik. Paling banyak berada di kawasan lereng Gunung Merapi dan kapanewon Prambanan. Lalu dari jumlah tersebut ada 12 EWS banjir lahar hujan yang kini dalam status siaga.
“Sudah kami lakukan perbaikan. Kita cek apakah berbunyi atau tidak. Kabel-kabelnya juga kami cek kembali agar siap menghadapi musim hujan,” beber Bambang kemarin (17/11).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan membeberkan, potensi bencana hidrometeorologi kerap muncul ketika musim pancaroba seperti sekarang. Ditandai cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras.
Selain itu, peralihan musim kemarau ke penghujan juga akan membuat pembentukan awan kumulonimbus. Sehingga dapat memicu bencana angin puting beliung sampai hujan es. Kondisi itu juga dapat mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir lahar hujan.
Baca Juga: Potensi Banjir Lahar Dingin Meningkat Saat Musim Hujan, BPBD Sleman: 12 EWS Siaga
Karena itu, dia pun meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan serta mengurangi risiko. Yakni dengan memastikan kondisi atap rumah benar-benar aman. Selain itu, pohon yang kering juga dipotong dan dikurangi rantingnya agar tidak menimpa kawasan permukiman.
Sementara untuk mengurangi banjir atau genangan, Makwan meminta, agar masyarakat mulai membersihkan saluran air. Serta tidak membuang sampah pada saluran drainase.
“Untuk di jalan raya baliho-baliho juga diperiksa, apakah tiang sudah kuat dan lubang angin berfungsi dengan baik,” imbaunya.
Baca Juga: PSS Sleman Masih Tunggu Pemain Baru, Optimistis Kembali ke Permainan Terbaik
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogjakarta Warjono membeberkan, potensi bencana hidrometeorologi pada masa pancaroba juga dapat terjadi di beberapa wilayah. Seperti Kabupaten Sleman, Kota Jogja, bagian utara Kulon Progo, serta bagian utara Kabupaten Gunungkidul.
“Wilayah itu berpotensi angin kencang di awal masa pancaroba,” ungkap Warjono. (inu/eno)