Neutron Yogyakarta

Dampak Kekeringan di Bantul Belum Berakhir

Dampak Kekeringan di Bantul Belum Berakhir
WASPADA: Petugas Tagana Dinas Sosial Bantul saat menyalurkan air bersih di Dusun Petung, Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. (Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul menyebut dampak kekeringan dari musim kemarau 2023 belum berakhir. Bahkan, masih ada wilayah yang sampai saat ini kekurangan air bersih.

“Masih ada yang membutuhkan droping air bersih akibat dampak musim kemarau panjang 2023,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol Kamis (16/11).

Hingga saat ini, rata-rata masih ada enam tangki atau setara 30 ribu liter air bersih yang dibagikan kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Tercatat sejak 1 Juli hingga 13 November, sudah ada 1.670 tangki yang disalurkan. Atau setara 8,350 juta liter air bersih yang dibagikan ke 73 padukuhan dengan total 44.490 jiwa.

Baca Juga: Dampak Kekeringan Akibat Musim Kemarau di Bantul Belum Berakhir

“Karena walau kemarin sempat ada hujan yang cukup deras, tapi itu hanya hujan pembukaan. Belum bisa dikatakan bahwa saat ini sudah masuk musim hujan,” ujar Antoni.

Menurutnya, SK Siaga Darurat Bencana Kekeringan 2023 di Kabupaten Bantul yang diberikan oleh Bupati Bantul hingga saat ini masih terus berlaku. SK Bupati Bantul tersebut masih berlaku hingga 30 November 2023. Hanya saja, kemungkinan SK itu tidak akan diperpanjang. “Karena BMKG DIJ memprediksi bahwa akan berlangsung musim hujan pada akhir November,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap hemat dan bijak dalam menggunakan air. Hal itu mengingat dampak musim kemarau masih ada. Di samping itu, permohonan distribusi droping air juga masih terus belangsung hingga saat ini. (tyo/eno)

Lainnya