Neutron Yogyakarta

Kasus Stunting Gunungkidul Tertinggi di DIJ

Kasus Stunting Gunungkidul Tertinggi di DIJ
Andi Ritamariani.Winda Atika Ira P/ Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Angka prevalensi stunting di DIJ berada di posisi lima terendah 2022 yakni 16,4 persen. Jumlah ini menurun dari 17,3 persen di tahun 2021. Kabupaten Gunungkidul menjadi yang tertinggi untuk kasus stunting di DIJ.

“Dari lima daerah di DIJ paling rendah di Kota Jogja. Paling tinggi (stuntingnya) adalah Gunungkidul,” kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIJ Andi Ritamariani Jumat (17/11).

Andi merinci angka prevalensi stunting paling rendah di DIJ diduduki oleh Kota Jogja yaitu sebesar 13,8 persen 2022. Angka ini diklaim melebihi target nasional 2024 yakni 14 persen.  Sedangkan, kasus stunting tertinggi ada di Gunungkidul dengan angka 20 persen lebih. “Tetapi mudah-mudahan tahun ini bisa turun,” terangnya.

Baca Juga: Dinkes Gunungkidul Nyatakan Tren Kasus Penyebaran Virus DBD Menurun

Adapun, faktor penyumbang kasus stunting beragam mulai dari ibu hamil yang sakit, infeksi berulang pada ibu hamil, asupan gizi, akses sanitasi dan air bersih, terpapar asap rokok dan perkawinan usia anak. “Nutrisi yang seharusnya untuk pertumbuhan anak tapi karena hamil jadi diserap janin. Angka perceraian juga tinggi,” bebernya.

Selain itu, rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. “Ini juga menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak,” tambahnya.

Menurutnya, langkah untuk menurunkan stunting di DIJ membutuhkan kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah, akademisi, perusahaan swasta hingga media massa.

Baca Juga: Sumbatan Luweng dan Penyempitan Sungai di Gunungkidul Bisa Memicu Banjir, Pemkab Galakkan Bersih-Bersih

Dengan begitu, pihaknya optimis angka stunting di wilayahnya bisa turun mencapai target nasional yaitu 14 persen di 2024. “Kami tidak bekerja sendiri tapi bekerja dengan semua mitra yaitu ada 17 kementerian,” katanya.

Berdasar data BKKBN DIJ survei pada 2022 lalu, angka stunting wilayah DIJ berada di angka 16,4 persen atau masuk sebagai salah satu dari lima daerah dengan tingkat stunting terendah. “Melalui berbagai program percepatan penanggulangan stunting, kami berharap bisa menekan angka kasus dan mencapai target sesuai dengan arahan pusat,” imbuhnya. (wia/pra)

Lainnya