Neutron Yogyakarta

Pemkab Bakal Renovasi Sejumlah Pasar Tradisional

Pemkab Bakal Renovasi Sejumlah Pasar Tradisional
LENGANG: Suasana di Pasar Jejeran, Pleret, Bantul yang mulai sepi pembeli dan penjual Jumat (17/11). Rencananya, Pemkab Bantul akan melakukan renovasi ke sejumlah pasar tradisional.GREGORIUS BRAMANTYO/RADAR JOGJA 

RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten Bantul berencana merenovasi sejumlah pasar tradisional di Bantul. Hal itu mengingat sejumlah pasar memerlukan perbaikan. Juga karena tingkat kunjungan dan daya beli konsumen di sejumlah pasar tradisional di Bantul mengalami penurunan.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul Agus Sulistiyana menjelaskan, renovasi pasar itu akan dilakukan di sejumlah titik. Beberapa di antaranya dilakukan di Pasar Imogiri, Pasar Mangiran, Pasar Jejeran, Pasar Dlingo, hingga Kantor Dekranasda Kabupaten Bantul. “Saat ini semua proses perbaikannya sedang jalan. Untuk waktu eksekusi perbaikan rencana pertengahan November sampai pertengahan Desember 2023,” bebernya Jumat (17/11).

Menurutnya, renovasi dilakukan menyesuaikan kebutuhan masing-masing pasar. Seperti di Pasar Mangiran, akan direnovasi bagian kantor pasar. Sebab atap kantor pasar hampir roboh. Pasar Jejeran akan diberi penambahan pagar di bagian depan. Hal itu karena pada saat darurat sampah dan sekarang, banyak masyarakat yang membuang sampah pribadinya di tempat pembuangan yang ada di pasar.

Baca Juga: Dampak Kekeringan Akibat Musim Kemarau di Bantul Belum Berakhir

Sementara Pasar Dlingo akan diperbaiki atap losnya. Karena atap sepanajng ratusan meter antar los sudah rusak semua. “Kantor Dekranasda Bantul juga akan kami buat lapang biar kelihatan. Karena rencana kami Dekranasda sebagai shoowroom kerajinan di Bantul untuk branding produk-produk kami,” ujar Agus.

Dia berharap, dengan diperbaikinya sejumlah pasar, akan meningkatkan kunjungan ke pasar tradisional. Ketika sudah dibenahi, harapannya pelayanan di pasar bisa semakin baik. Selain itu, masyarakat secara luas tidak meninggalkan pasar tradisional. “Karena saat ini mau tidak mau digitalisasi juga sangat berpengaruh terhadap eksistensi pasar. Kemudian nanti akan kami buat magnet-magnet di pasar seperti belanja dapat doorprize,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DKUKMPP Bantul Zona Paramitha mengatakan, banyak konsumen yang beralih membeli barang lewat online. Maka dari itu, pihaknya ingin memberikan kenyamanan kepada para pengguna. Baik itu dari segi pengunjung maupun penjual di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga: Ziarah Makam Raja-Raja Mataram, Persiba Bantul Sangat Siap Berkompetisi dan Target Promosi Liga 2

Menurutnya, daya beli konsumen yang berkunjung langsung di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bantul kian menurun hingga 30 persen. Seiring dengan perkembangan teknologi, pembelian produk pakaian dan oleh-oleh ikut turun. “Bagi kaum mendang-mending, rata-rata mereka membeli produk-produk itu di toko online. Padahal, produk dan harganya tidak jauh berbeda,” katanya.

Zona menjelaskan, renovasi di sejumlah pasar tradisonal dilakukan tidak sekadar untuk meraup peningkatan dari pendapatan penjualan produk. Tapi juga untuk menunjang sarana prasarana pemasaran produk lokal. “Kami juga ingin memperbaiki itu agar masyarakat merasa aman dan nyaman saat berada di pasar tradisonal,” tandasnya. (tyo/eno)

Lainnya