Neutron Yogyakarta

Perpaduan Tradisi Lisan dan Keindahan Alam

Perpaduan Tradisi Lisan dan Keindahan Alam
ANTUSIAS: Masyarakat saat menonton pagelaran Dongeng Jogja 2023 di Hutan Pinus Mangunan Minggu (19/11). Kegiatan ini diinisiasi oleh Rumah Dongeng Mentari.Gregorius Bramantyo/Radar Jogja 

RADAR MAGELANG – Pagelaran Dongeng Jogja 2023 kemabali dihelat di Hutan Pinus Mangunan Minggu (19/11). Konsep yang diusung oleh Rumah Dongeng Mentari ini adalah memadukan antara tradisi lisan dengna keindahan alam.

Ketua Pelaksana Pagelaran Dongeng Jogja 2023 Ara Adisti mengatakan, even tahunan ini adalah cara untuk mendengarkan dongeng dengan pengalaman yang berbeda. Sebab biasanya, orang mendengarkan dongeng ketika hendak tidur, di kelas, atau membacanya sendiri di rumah.

Namun dengan pengalaman yang berbeda ini, penonton menjadi lebih teringat akan dongeng yang dituturkan. “Selain itu, kegiatan di alam akan mengenalkan anak-anak pada lingkungan agar mereka semakin mencintai alam,” ujar Ara.

Baca Juga: Tumbuhkan Empati, Ratusan Anak TK Diajak Dengarkan Dongeng dan Galang Dana

Hutan Pinus Mangunan sendiri dipilih sejak edisi 2016. Karena memiliki daya tarik magis tersendiri. “Kita bercerita di alam dan alam sebenarnya juga bercerita untuk kita,” lontarnya.

Tema yang diangkat di tahun adalah Cerita Agawe Santoso. Yang berarti cerita membuat sentosa. Di mana tema tersebut diambil dari pepatah Jawa, yakni Rukun Agawe Santoso. “Harapannya cerita yang dituturkan bisa membangun masyarakat yang sentosa. Cerita bisa membantu masyarakat menghadapi tantangan yang ada, sampai seperti menciptakan kehidupan yang damai harmonis sejahtera dan tentram,” bebernya.

Kali ini, ada delapan penutur yang dihadirkan. Tiga di antaranya berasal dari mancanegara, yakni Roger Jenkins asal Singapura, Priyanka Chaterjee asal India, dan Alla Labedeva asal Rusia. Sedangkan lima yang lain dari Indonesia.

Baca Juga: Wayang Kethoprak Dongeng Ande-Ande Lumut Upaya Kenalkan Seni Tradisional ke Generasi Muda

Lewat kegiatan ini, diharapkan dapat mendorong kebiasaan mendongeng atau bertutur. Terlebih di tengah masifnya perkembangan teknologi. “Harapannya dengan mendongeng dan bertutur bisa mengembalikan tradisi-tradisi lisan. Bisa menumbuhkan kembali tradisi-tradisi yang hampir tersaingi oleh teknologi,” ujarnya.

Seorang pengunjung Cynthia Diandra mengaku, sangat terkesan dengan kegiatan ini. Dia rela datang dari Sleman bersama keluarga dan anak-anak. Sebab acara ini sangat menghibur. Tidak hanya bagi anak-anak saja, namun juga bagi orang dewasa. “Cerita yang disampaikan inspiratif, atmosfernya juga bagus karena di alam. Harapannya bisa meningkatkan kecintaan terhadap dongeng,” katanya. (tyo/eno)

Lainnya