Neutron Yogyakarta

Sarankan Pemerintah Ubah Skema Subsidi, Indeks Peminat Motor Listrik Masih Rendah

Sarankan Pemerintah Ubah Skema Subsidi, Indeks Peminat Motor Listrik Masih Rendah
SYARAT LEBIH MUDAH: Penjualan motor listrik di sebuah dealer di Jogjakarta.Fahmi Fahriza/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Meski pemerintah telah memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik, nyatanya secara indeks peminat motor listrik saat ini belum terlalu banyak. Tak hanya pemberian subsidi, kini masyarakat dimudahkan dengan syarat penerima subsidi motor listrik yang kian dipermudah. Hal itu dilakukan dengan harapan bisa mencapai 200 ribu unit motor listrik yang bisa disalurkan sepanjang tahun ini.

Jika mengacu data dari Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Roda Dua (SISAPIRa) dari total 200.000 unit kuota yang tersedia saat ini masih 187.377. Sebanyak 6.156 unit dalam proses pendaftaran, 2.319 telah terverifikasi, dan 4.148 telah tersalurkan.

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Arif Wismadi mengungkapkan, salah satu alasan yang membuat permintaan motor listrik masih minim, salah satunya belum tepatnya sasaran subsidi dan perlu dilakukan pengkajian ulang. “Pemerintah perlu merevisi skema subsidi dengan sasaran penerima yang terkendali,” katanya kemarin (19/11).

Baca Juga: Your Future Is Now, MX-1200 Motor Listrik dengan Utilitas Maksimal

Selain itu, Arif menyebut bahwa saat ini opsi mobilitas menggunakan kendaraan BBM masih menjadi solusi yang dipilih oleh kebanyakan masyarakat, karena cenderung lebih murah. Meskipun, penggunaan kendaraan BBM tersebut secara konteks justru menjauhkan dari pencapaian dan target pemerintah untuk program dekarbonisasi.

Ia menilai strategi untuk dapat menumbuhkan kebiasaan masyarakat untuk menerima hal-hal yang baru termasuk motor listrik, perlu tahapan dan saat ini motor listrik ada di tahap dua, yaitu tumbuh. “Hal itu dilihat dari kebutuhan biaya yang banyak, tapi penambahan fungsi tidak begitu banyak,” ungkapnya.

Diakui, secara skema subsidi pemerintah mestinya tidak menargetkan motor listrik untuk masyarakat umum yang secara daya beli hanya bisa diyakinkan oleh teknologi yang sudah benar-benar matang. Sasaran yang menurutnya lebih ideal mestinya adalah captive market yang dengan satu transaksi dapat terbeli dalam unit besar seperti kendaraan operasional perusahaan yang memang punya komitmen green technology.
“Saat ini kendaraan listrik masih dituntut menghasilkan baterai yang efisien. Itu berarti harus dibarengi target subsidi yang sesuai,” tandas Arif. (iza/laz)

Lainnya