Neutron Yogyakarta

UGM Kembangkan Gameltron Generasi Kedua, Untuk Tepis Keresahan Gamelan Elektronik Dimainkan tanpa Ditabuh

UGM Kembangkan Gameltron Generasi Kedua, Untuk Tepis Keresahan Gamelan Elektronik Dimainkan tanpa Ditabuh
INOVATIF: Gameltron atau gamelan elektornik generasi kedua yang kembali dikembangkan oleh Fakultas Teknik UGM.Dokumentasi UGM

RADAR MAGELANG – Gamelan Elektronik (Gameltron) mulai dikembangkan oleh Prof Adhi Susanto, Guru Besar Emeritus DTETI FT UGM sekitar 1970. Dua tahun setelah Adhi Susanto wafat, Gameltron generasi kedua mulai dikembangkan kembali. Gameltron 2.0 dikembangkan oleh Tim Peneliti Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM yang dipimpin oleh Addin Suwastono.

Addin mengatakan pengembangan Gameltron generasi kedua berangkat dari keresahan sejumlah pihak atas penelitian-penelitian mengenai gamelan elektronik. Dari hasil penulusuran, ditemukan tidak sedikit gameltron yang justru mengubah bentuk gamelan aslinya.

“Misalnya menjadi menyerupai tablet atau bentuk lain. Cara mainnya pun juga berbeda, jadi dipencet-pencet,” ujarnya Minggu (19/11).

Baca Juga: Disebut Halangi Anies Baswedan Jadi Pembicara Studium General, Rektorat UGM Angkat Bicara

Gameltron generasi kedua yang dikembangkan ini tidak menghilangkan fungsi aslinya. Gameltron tetap dimainkan dengan cara ditabuh dengan posisi duduk tegak, seperti memainkan gamelan asli.

Tim peneliti bersikukuh dan berkomitmen mempertahankan pengalaman bermain gamelan asli. Dan tidak ingin mendisrupsi sedikitpun.

Setidaknya ada tiga bagian dalam Gameltron yang dikreasikan. Yakni controller atau trigger yang merujuk pada gamelan fisik yang nantinya akan ditabuh oleh pemain menggunakan penabuh gamelan. Lalu ada sound module, perangkat yang berfungsi untuk merekam, menghasilkan, dan memanipulasi suara untuk dikelola dalam berbagai bentuk.

Baca Juga: Anies Baswedan Gagal Jadi Pembicara Studium Generale, Beredar Isu Ada Intervensi Rektorat UGM

“Ketiga ada speaker amplifier untuk meningkatkan dan memperkuat sinyal suara dari sound module untuk menghasilkan suara yang dapat didengar dengan jelas,” jelasnya.

Lebih lanjut Adddin mengatakan, terdapat perbedaan bentuk Gameltron generasi pertama dengan yang sekarang dikembangkan. Bentuk yang diinisiasi Adhi Susanto menyerupai keyboard yang terbuat dari kayu. “Sayangnya, Gameltron tersebut sekarang sudah tidak dalam kondisi yang bisa dimainkan lagi,” ujarnya.

Sedangkan Gameltron 2.0 yang mulai dikembangkan menyerupai gamelan aslinya. Baik secara bentuk maupun ukurannya. Bahan yang digunakan sementara ini ialah rotan.
“Meski begitu tidak menutup kemungkinan akan dibuat lagi dengan bahan lain, tentu dengan biaya produksi yang tetap murah,” tandasnya. (lan/eno)

Lainnya