RADAR MAGELANG – Mahasiswa UGM mengembangkan alat deteksi dini stunting berbasis Artificial Inteligence (AI). Menyerupai timbangan, alat tersebut diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS).
Ketua tim pengembang ESDS AA Gde Yogi Pramana mengatakan, pengembangan alat berangkat dari keprihatinan banyaknya kasus stunting di Indonesia yang tak tertangani dengan cepat. Deteksi dini stunting pada anak masih menemui kesalahan terhadap keakuratan dalam mengukur dan mengevaluasi. Mulai dari manusia hingga alat yang digunakan tidak akurat.
Maka dengan pengukuran menggunakan ESDS, bisa memangkas waktu sekitar 8 menit dibandingkan jika menggunakan timbangan konvensional. Sehingga bayi dapat segera dirujuk dan ditangani. Hasil pengukuran juga secara otomatis tersimpan dan terintegrasi dengan basis data.
Baca Juga: 2.208 Bayi Stunting, Dinkes Sebut Kurang Asupan Protein
“Alat ini terintegrasi dengan web-application,” beber mahasiswa program IUP Elektronika dan Instrumentasi UGM kemarin (20/11).
Sehingga, lanjutnya, dapat menampilkan informasi tumbuh kembang anak. Mulai dari status gizi, indikasi stunting, edukasi sederhana terkait gizi anak, hingga menampilkan riwayat tumbuh kembang anak. Dengan metode pencatatan secara digital ini dinilai mempercepat proses pemutakhiran data dengan basis data pusat secara realtime.
Anggota tim lain Faiz Ihza Permana dari Teknik Biomedis UGM menyebut, dalam pengambilan keputusan anak terindikasi stunting atau tidak, maka digunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengan Ensemble Leraning. Algoritma tersebut memiliki keunggulan dapat berjalan lebih cepat. Dengan begitu, Ensemble Learning dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis. Seperti pada data pengukuran stunting yang terus bertambah setiap kali melakukan pengukuran.
Baca Juga: Kasus Stunting Gunungkidul Tertinggi di DIJ
“Saat balita ditimbang pada permukaan alat atau area yang telah disediakan maka sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang,” ujarnya.
Selanjutnya hasil pembacaan tersebut akan dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor. Lalu LCD akan menampilkan hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur.
Anggota tim lainnya yang ikut berpartisipasi dalam inovasi ini adalah Salsa Novalimah dari Ilmu Gizi Kesehatan, Haidar Muhammad Zidan dari IUP Elektronika dan Instrumentasi, dan Ichsan Dwinanda Handika dari Teknik Biomedis UGM. Alat dikembangkan melalui dana hibah dari Dikti dan berhasil lolos melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023. (lan/eno)