Neutron Yogyakarta

Program Bansos Tak Tepat Sasaran, Dinsos Bantul Berupaya Perbaiki dan Validasi Data Penduduk

Program Bansos Tak Tepat Sasaran, Dinsos Bantul Berupaya Perbaiki dan Validasi Data Penduduk
SESUAI FAKTA: Warga melintas berlatar rumah tidak huni layak di pinggir sungai Winongo di kawasan Panggungharjo, Sewon (16/1). Saat ini Dinsos Bantul tengah berupaya memperbaiki data penerima bantuan agar tepat sasaran.ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA 

RADAR MAGELANG – Dinas Sosial (Dinsos) Bantul berupaya melakukan sejumlah perbaikan dalam pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat miskin. Termasuk melakukan identifikasi data. Sebab masih ada bantuan yang tidak tepat sasaran.

Kepala Dinsos Bantul Gunawan Budi Santoso mengatakan, contoh bansos yang tidak tepat adalah kategori lansia tunggal dan sudah tidak produktif yang diberikan program pemberdayaan. Sehingga harus ada pemilahan program yang benar-benar bisa menyasar antara program pemberdayaan dan program pengurangan beban pengeluaran. “Ini harus benar-benar baik. Tentunya harus ada validasi soal itu,” katanya Selasa (21/11).

Selain itu, ada masyarakat yang tidak tergolong miskin, namun mendapat bansos dari Kementerian Sosial.
Namun permasalahan ini sudah mulai terkoreksi. Dengan adanya command center dan melalui aplikasi Cek Bansos dari Kemensos. Sehingga aliran bansos yang tidak tepat sasaran, langsung dihentikan dari Kemensos. ”Kalau kami hanya berwenang mengusulkan saja,” ujar mantan sekretaris Dinas Kebudayaan Bantul ini.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah Sasaran, Dinsos Bantul Perbaiki Program Bansos

Terkait dengan target mengurangi angka kemiskinan, Gunawan menyebut bahwa tak ada yang bisa menjamin bahwa target akan tercapai. Sebab terlalu banyak faktor kompleks yang menurutnya berpengaruh. “Harga BBM naik saja sudah repot. Kemudian ketika kebutuhan barang pokok itu masih banyak yang diimpor, itu juga sudah merepotkan,” lanjutnya.

Sementara itu, BPS Bantul mencatat pergerakan angka kemiskinan makro di Kabupaten Bantul berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2023 mengalami penurunan hingga 0,31 persen. Kemiskinan di Bantul pada 2022 berada di angka 12,27 persen. Sedangkan pada 2023 turun menjadi 11,96 persen.

Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di DIJ, penurunan kemiskinan di Bantul pada 2023 menempati peringkat kedua. Setelah Kabupaten Kulon Progo yang turun 0,75 persen. Penurunan ini didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya program penekanan angka kemiskinan dari pemerintah setempat. “Tapi kami tidak memonitoring program spesifik apa saja yang mampu mendorong penekanan angka kemiskinan di Kabupaten Bantul,” jelas Kepala BPS Bantul Dedi Cahyono. (tyo/eno)

Lainnya

Exit mobile version