RADAR MAGELANG – Ribuan hektare lahan di Gunungkidul telah dikuasai oleh investor. Penjualan dan alih fungsi lahan ini bahkan sudah berlangsung sejak lama. Karena itu, ke depan harus diantisipasi supaya hak-hak warga bisa tetap terlindungi.
Kegelisahan ini disampaikan oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta. Dikatakan, upaya memiliki lahan milik warga Gunungkidul masih akan berlanjut. Itu tidak lepas dari masuknya investor.”Kami mencatat hingga sekarang sudah lebih dari 2.000 hektare lahan dibeli orang dari luar daerah,” kata Sunaryanta, Kamis (23/11).
Dia menjelaskan, paling banyak tanah dijual berada di sisi selatan kawasan pantai. Investor datang dan merealisasikan bisnisnya dengan cara membeli tanah. Terkait dengan itu, Sunaryanta mengajak agar masyarakat untuk tidak mudah melepas kepemilikan tanah. “Jangan sampai nanti hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri,”pesannya.
Menurutnya, daripada menjual lebih baik dikerjasamakan atau disewakan. Dia menegaskan, langkah yang diambil bukan bermaksud mempersulit laju investasi. Lebih kepada menjaga ritme sehingga hak dari warga bisa tetap terlindungi.”Selain masalah jual beli kepemilikan lahan, juga tentang ahli fungsi lahan,” terangnya.
Berdasarkan data, banyak lahan telah berubah fungsi dari awalnya pertanian menjadi ke sektor lain. Total sudah ada 10.000 hektare berubah karena sekarang tinggal sekitar 22.000 hektare.
Kepala Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Gunungkidul Agung Danarto membenarkan setiap tahun nilai investasi meningkat.”Tahun ini dari target investasi Rp 447 Miliar terealisasi Rp 451,4 Miliar atau melampaui target,” kata Agung.
Baca Juga: Pengawas Emban Misi Mengawal Integritas Pemilu, Bawaslu Gunungkidul Gelar Apel Siaga
Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno mengingatkan, meningkatnya iklim investasi harus diikuti dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Keterlibatan warga lokal diutamakan.Jangan sampai warga lokal hanya jadi penonton. “Mereka harus dilibatkan dalam pembangunan maupun pada saat pengoperasiannya,” kata Suharno. (gun/din)