RADAR MAGELANG – Pemkot Jogja mencatat ada 14 titik talut sungai yang menjadi perhatian. Apalagi kini, berdasarkan perkiraan BMKG Kota Jogja akan sering diguyur hujan. Apalagi di Kota Jogja masih ada talut yang struktur bangunannya belum memadai. Sehingga rawan longsor.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainasi Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kota Jogja Rahmawan Kurniadi mencontohkan, jika dahulu bangunannya menggunakan bronjong kemudian pasangan batu. Dengan struktur seperti itu, jika ada arus yang deras pasti akan terkikis. Aliran airnya terkadang yang sampai ke bawah dinding talut sehingga menyebabkan longsor dindingnya. “Sekarang kami menggunakan struktur beton bertulang sehingga lebih kuat dibanding pasangan batu kali, jika dulu kan teknologinya seperti itu,” tutur Kurniadi Kamis (23/11).
Pembangunan yang dilakukan juga termasuk penguatan terhadap struktur yang lama. Dia menambahkan, ada 14 titik tanggul sungai yang menjadi perhatian. Sepuluh di antaranya dilakukan perbaikan karena kerusakan sedangkan empat sisanya merupakan pembangunan dengan mengubah strukturnya. Sepuluh titik yang diperbaiki karena kerusakan berada di Muja-muju, Rejowinangun, Gambiran Utara, Wirobrajan, Gedongkiwo, Bener, Gambiran Selatan, Prenggan, Jagalan, dan Kricak. “Itu kerusakan, jadi ada longsoran waktu musim hujan akhir 2022 hingga awal 2023 jadi akibat musim hujan sebelumnya perbaikannya kami lakukan di 2023 itu di 10 titik,” ungkapnya.
Baca Juga: Siaga Musim Hujan Tanggul dan Drainase Jadi Perhatian Pemkot Jogja
Sementara empat titik lainnya murni dilakukan pembangunan tanggul. Bukan karena disebabkan kerusakan. Kurniadi menyebut, itu merupakan dukungan sebagai penataan kawasan. Keempatnya berada di Pringgokusuman, Terban RW 01, Terban RW 06, dan Pakuncen.
Sedangkan untuk drainase rutin dicek dan dibersihkan. Bahkan juga jika ada kerusakan dilakukan perbaikan dinding salurannya dan sedimennya diangkat. Menurut Kurniadi beberapa saluran ada yang memiliki sumur resapan. Mayoritas kotoran atau sedimennya itu mengumpul di situ sehingga kotorannya lebih mudah dibersihkan.
Selama musim kemarau 2023 banyak membersihkan dan memperbaiki saluran-saluran yang mampat atau rusak.
Diharapkan, di musim hujan dapat lebih siap menampung debit air hujan di saluran existing. Kurniadi mengungkapkan, penyebab drainase dibersihkan karena banyaknya kotoran pasir tanah yang masuk lewat rongga-rongga saluran. “Kalau sampah di saluran air terbuka dan sungai kalau drainase kan kecil inlabnya biasanya daun yang kecil-kecil,” ungkapnya.
Pengecekan yang dilakukan terhadap drainase secara berkeliling dengan memonitoring setiap harinya. Jumlahnya yang sudah dibersihkan sangat banyak.
Baca Juga: Meski Sudah Turun Hujan, Masih Ada 58 Titik di Sleman yang Butuh Penyaluran Air Bersih
Pejabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo mengaku, perbaikannya dilakukan karena sudah mulai masuk musim penghujan. Walaupun disadari juga belum konstan curah hujannya. Sejumlah titik di Kota Jogja sempat mengalami curah hujan yang tinggi. Akibatnya sejumlah ruas jalan ada genangan. Tetapi Singgih mengklaim genangan itu hanya beberapa saat kemudian hilang.”Selain tanggul kami cek saluran air hujan dan dilakukan pembersihan yang kira-kira menghambat dibersihkan,” tambah Kepala Dinas Pariwisata DIJ itu. (rul/pra)