Neutron Yogyakarta

Jalur Alternatif Gunungkidul-Sleman Terus Dikebut

Jalur Alternatif Gunungkidul-Sleman Terus Dikebut
WAJAH BARU: Penampakan pembangunan ruas jalan alternatif Gunungkidul-Sleman di ruas Bobung-Tawang wilayah Kapanewon Patuk sedang dikebut Jumat (24/11).GUNAWAN/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Pengerjaan proyek jalan alternatif Gunungkidul-Sleman di ruas Bobung-Tawang wilayah Kapanewon Patuk, terus dikebut. Ditarget kelar tahun ini, progresnya telah mencapai 92,2 persen.

Kepala Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Peruamah dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Provinsi DIJ Kwaryantini Ampeyanti Putri mengatakan, jalur alternatif Gunungkidul-Sleman tinggal menyisakan dua ruas. Masing-masing Bobung-Kepil dan Kepil-Kedungkandang. Ya, ditarget selesai akhir tahun ini,” katanya Jumat (24/11).

Dia menjelaskan, total pembangunan dua ruas tersebut menelan anggaran sekitar Rp 99,2 miliar. Agar pembangunan selesai tepat waktu, perkembangan harian terus dalam pantauan.

Baca Juga: Pengawas Emban Misi Kawal Integritas Pemilu, Bawaslu Gunungkidul Gelar Apel Siaga, Libatkan Panwascam dari 18 Kapanewon

“Masih ada beberapa pengerjaa seperti pengaspalan jembatan, perapian bahu jalan dan talut. Kami optimistis bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Nglanggeran, Patuk Widada mengatakan, dampak mikro dan makro tersambungnya jalur alternatif Gunungkidul-Sleman ke depan bakal dirasakan oleh masyarakat. “Jalannya lebih representatif karena lebih lebar dibanding jalan lama. Jalur ekstrem juga berkurang,” katanya.

Jalur lama yang masih difungsikan memiliki tanjakan ekstrem, sehingga pengendara harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan. Jalan itu tembus ke Sambipitu atau jalan Nasional. “Kalau sudah selesai dibangun jalan baru bisa dilewati bus besar,” ujarnya.

Tentu kata dia, jalur ini memudahkan pengguna jalan maupun wisatawan yang berkunjung ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Lahan parkir yang sekarang juga sedang dibangun lokasinya semakin strategis.

Baca Juga: Dua Ribu Hektare Lahan Telah Dikuasai Investor Luar Daerah, Bupati Gunungkidul: Jangan Mudah Menjual, Jangan Sampai Hanya Jadi Penonton

Terpisah, pengelola Eko Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kapanewon Patuk Sugeng Handoko meyakini, pembangunan jalan alternatif membawa dampak positif bagi masyarakat. “Desain jembatan bisa menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Jalur itu nanti bisa melintasi sejumlah destinasi wisata,” kata. (gun/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)