RADAR MAGELANG – Dinas Pariwisata Sleman mencatat pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata hingga Oktober mencapai Rp 288,9 miliar. Diketahui, pemasok paling besar pendapatan tersebut dari sektor pajak restoran dan hotel.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Ishadi Zayid mengatakan, pajak restoran diketahui menyumbang sebesar 49,05 persen total pendapatan atau sekitar Rp 139,7 miliar. Kemudian disusul pajak hotel sebesar 45,13 persen atau sekitar Rp 128,5 miliar. Sementara untuk pajak hiburan sebesar 5,82 persen atau sekitar Rp 16,58 miliar.
Ishadi menambahkan, untuk pendapatan dari retribusi wisata, capainnya hingga akhir Oktober mencapai Rp 4,08 miliar. Dengan jumlah kunjungan sebanyak 5.925.402 wisatawan. Adapun destinasi wisata favorit berada di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Tebing Breksi, serta Kaliurang. “Jumlah kunjungan tersebut setara dengan 84,65 persen dari target kunjungan sebanyak 7 juta kunjungan di tahun ini,” kata Ishadi kepada Radar Jogja Jumat (24/11).
Baca Juga: Disnaker Sleman Masih Rahasiakan Jumlah Kenaikan UMK
Mantan Panewu Prambanan itu menyebut, hingga akhir tahun, dia optimistis target kunjungan wisatawan dapat tercapai. Terlebih dengan datangnya musim libur akhir tahun mendatang.
Walaupun demikian, Ishadi tidak menaruh target khusus pada musim libur akhir tahun nanti. Dinas Pariwisata Sleman pun tidak akan melaksanakan event selama masa libur tersebut. “Untuk target khusus tidak ada, kami berpatok pada target setahun penuh,” tegasnya.
Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan, sektor pariwisata memiliki dampak cukup besar bagi kabupaten Sleman. Untuk meningkatkan daya tarik wisata, dia turut mendukung pelestarian alat transportasi tradisional berupa gerobak sapi. “Saya mendukung paguyuban gerobak sapi di Sleman untuk nguri-uri keberadaan gerobak sapi serta menghidupkan transportasi jadul untuk daya tarik wisata,” ucap Kustini. (inu/eno)