Neutron Yogyakarta

Tiga Mahasiswa UMY Terlibat dalam Pembuatan Film

Tiga Mahasiswa UMY Terlibat dalam Pembuatan Film
PROSES PRODUKSI: Pembuatan film Ir H H Djuanda Kartawidjaja yang dilakukan oleh PH Mixpro dan dinaungi oleh Lembaga Seni dan Budaya (LSB) PP Muhammdiyah. (Dokumentasi UMY)

RADAR MAGELANG – Film Ir H Djuanda Kartawidjaja sudah mulai diproduksi mulai 30 Oktober lalu. Produksi film Djuanda diprakasai oleh Production House (PH) Mixpro dan dinaungi oleh Lembaga Seni dan Budaya (LSB) PP Muhammdiyah.

Dalam pembuatannya, tiga mahasiswa UMY turut dilibatkan. Mereka adalah Bintang Irfan Syahda sebagai asisten sutradara, Ibnu Sabtyo Nur Pangestu sebagai talent coordinator, dan Muhammad Kevin Adam sebagai script report.

“Senang tentunya, ada pengalaman baru dan cukup kewalahan karena jumlah talent dan extrasnya (pemeran figuran, Red) lebih dari 100 orang,” ujar Ibnu kemarin (27/11).

Diceritakan, Djuanda ialah pencetus Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa perairan yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia ialah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia.

Pada saat itu, Djuanda menjadi Perdana Menteri Indonesia. Dengan adanya deklarasi, batas wilayah perairan Indonesia menjadi jelas dan menjamin keamanan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Nama Djuanda memang sudah membumi di masyarakat Indonesia. Dijadikan nama bandara di Surabaya, nama jalan dan bendungan. Bahkan sosoknya juga ada di mata uang Rp 50 ribu.

Meski namanya sudah akrab di telinga, namun tidak banyak yang tahu kiprah dan sepak terjangnya. Djuanda yang lahir di Tasikmalaya pada 14 Januari 1911 bukanlah politisi, orator atau frontliner. Tapi dia adalah sosok pahlawan di belakang layar dalam membangun Indonesia. Djuanda diketahu hanya pernah mengikuti dua organisasi yakni Muhammadiyah dan Paguyuban Pasoendan.

Sebelumnya, UMY menjadi lokasi casting film. Kemudian produksi dan shooting film Djuanda berada di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah dan SMK Muhammadiyah Prambanan.

Manager Operasional PH Mixpro Era Sugiarso mengatakan, proses produksi film Djuanda menggunakan teknologi Unreal Engine. Teknologi tersebut diketahui juga digunakan oleh Marvel dan Disney.

“Aktor dan aktris akan berakting di depan blue screen dengan set up unreal yang telah dibuat,” jelasnya.

Di sisi lain, dia berharap dengan terlibatnya mahasiswa UMY pada pembuatan film dapat memberikan pengalaman berharga. Sehingga ke depan, UMY bisa membuat film layar lebar sendiri.

“Kami mendorong mahasiswa untuk terjun langsung magang dan ikut produksi ini. Harapan kami, UMY bisa membuat film layar lebar sendiri,” ucapnya. (lan/eno)

Lainnya

Exit mobile version