Neutron Yogyakarta

Pelayanan Pegawai hingga Tenant, Pengaruhi Kunjungan Konsumen

Pelayanan Pegawai hingga Tenant, Pengaruhi Kunjungan Konsumen
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Kunjungan pusat perbelanjaan offline seperti mal kini semakin pulih. Hanya saja, tingkat kunjungan mereka saat ini dipengaruhi oleh kualitan pelayanan pegawai hingga keberadaan tenant.

General Manager Ambarrukmo Plaza Surya Ananta mengatakan, pelayanan yang diberikan kepada pegawai kepada pelanggan secara psikologis akan berdampak terhadap kepuasannya. Hal itu akhirnya memengaruhi keinginan konsumen untuk mau kembali mengunjungi mal.

Selain itu, tenant yang kerap berganti di sebuah mal juga berpengaruh terhadap eksistensi dan habit pengunjung untuk datang. Tenant yang ada, harus bisa dan mampu mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat lintas usia dan latar belakang.
“Tenant harus komplet, itu sangat memengaruhi kunjungan,” lanjut Surya.

Baca Juga: Depot Es Semanggi Tersembunyi di Basement Mal Kota Magelang Ada 19 Jenis Minuman, Pertahankan Cita Rasa sejak 1960-an

Surya merinci, secara umum mal yang ada di DIJ dikonsep family mall. Hal tersebut dirasa tepat karena kebutuhan masyarakat tidak sekadar untuk belanja semata. Namun juga menjadi tempat meeting point, hiburan, makan, hingga menonton film.
“Jadi one stop service,” sambungnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, segenap promo dan event yang dilangsungkan di mall juga bisa mendongkrak trafik kunjungan dan eksistensi sebuah mal.
“Event di mall memang efektif, tapi tidak bisa terlalu sering, harus ada pemetaan yang tepat,” lontarnya.

Terpisah, mahasiswa UGM Lia Fitriani mengungkapkan, bahwa mal jadi salah satu tempat yang hampir selalu dikunjunginya. Paling tidak sebulan sekali. Menurutnya, banyak aktivitas yang bisa dilakukan baik saat sendirian atau ketija bersama dengan teman-temannya.
“Banyak pilihan ya, bisa makan, nonton, belanja atau cuci mata aja,” tuturnya.

Baca Juga: BSI Perkuat Ekosistem Ziswaf di Aceh, Sinergi dengan Baitul Mal Aceh

Dia berharap, tenant yang ada di mal Jogjakarta secara umum bisa ditambah. “Biar makin sering dateng juga anak-anak mudanya,” tandasnya. (iza/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)