RADAR MAGELANG – Kunjungan pusat perbelanjaan offline seperti mal kini semakin pulih. Hanya saja, tingkat kunjungan mereka saat ini dipengaruhi oleh kualitan pelayanan pegawai hingga keberadaan tenant.
General Manager Ambarrukmo Plaza Surya Ananta mengatakan, pelayanan yang diberikan kepada pegawai kepada pelanggan secara psikologis akan berdampak terhadap kepuasannya. Hal itu akhirnya memengaruhi keinginan konsumen untuk mau kembali mengunjungi mal.
Selain itu, tenant yang kerap berganti di sebuah mal juga berpengaruh terhadap eksistensi dan habit pengunjung untuk datang. Tenant yang ada, harus bisa dan mampu mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat lintas usia dan latar belakang.
“Tenant harus komplet, itu sangat memengaruhi kunjungan,” lanjut Surya.
Surya merinci, secara umum mal yang ada di DIJ dikonsep family mall. Hal tersebut dirasa tepat karena kebutuhan masyarakat tidak sekadar untuk belanja semata. Namun juga menjadi tempat meeting point, hiburan, makan, hingga menonton film.
“Jadi one stop service,” sambungnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, segenap promo dan event yang dilangsungkan di mall juga bisa mendongkrak trafik kunjungan dan eksistensi sebuah mal.
“Event di mall memang efektif, tapi tidak bisa terlalu sering, harus ada pemetaan yang tepat,” lontarnya.
Terpisah, mahasiswa UGM Lia Fitriani mengungkapkan, bahwa mal jadi salah satu tempat yang hampir selalu dikunjunginya. Paling tidak sebulan sekali. Menurutnya, banyak aktivitas yang bisa dilakukan baik saat sendirian atau ketija bersama dengan teman-temannya.
“Banyak pilihan ya, bisa makan, nonton, belanja atau cuci mata aja,” tuturnya.
Baca Juga: BSI Perkuat Ekosistem Ziswaf di Aceh, Sinergi dengan Baitul Mal Aceh
Dia berharap, tenant yang ada di mal Jogjakarta secara umum bisa ditambah. “Biar makin sering dateng juga anak-anak mudanya,” tandasnya. (iza/eno)