Neutron Yogyakarta

Setelah 20 Tahun, Proyek JJLS di Gunungkidul Rampung, Diyakini Bisa Mengerek Perekonomian Masyarakat dan Pariwisata

Setelah 20 Tahun, Proyek JJLS di Gunungkidul Rampung, Diyakini Bisa Mengerek Perekonomian Masyarakat dan Pariwisata
KINI TERSAMBUNG - Begini penampakan jalur JJLS dari Kapanewon Tepus-Kapanewon Girisubo beberapa waktu lalu.GUNAWAN/RADAR JOGJA

RADAR KEBUMEN – Setelah 20 tahun proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Gunungkidul akhirnya rampung. Pengerjaan jalur terakhir adalah ruas jalan Jerukwudel, Girisubo-Tepus.

Panewu Girisubo, Slamet Winarno mengatakan, panjang ruas jalan JJLS via Jerukwudel,Girisubo-Tepus sepanjang 10,9 kilometer. Telah tersambung aspal tinggal proses finishing.

“Sudah rampung, tetapi belum sempurna. Masih ada beberapa perbaikan,” kata Slamet Winarno (29/11).

Dengan tersambungnya jalur ini akses masyarakat bisa menjadi lebih mudah. Memangkas waktu perjalanan. Jika sebelumnya dari kantor Kapanewon Girisubo ke Kalurahan Balong ditempuh sekitar 30 menit, sekarang lebih cepat.

“Setelah JJLS tersambung hanya perlu waktu sekitar 10 menit,” ujarnya.

Baca Juga: Hamparan Bunga di JJLS Pantai Samas, Riwayatmu Kini

Dampak paralel rampungnya proyek JJLS diyakini bisa mengerek perekonomian masyarakat. Terlebih jalur tersebut menuju ke arah timur mengarah ke sejumlah destinasi andalan Kabupaten Gunungkidul.

“Di jalan nasional ini juga telah dibangun rest area,” jelasnya.

Sementara itu, seorang warga Kapanewon Girisubo Handoko mengaku senang dengan tersambungnya JJLS ruas Jerukwudel, Girisubo-Tepus. Meski belum sepenuhnya rampung namun bisa dilewati.

“Sudah dibuka sejak seminggu lalu,” kata Handoko.

Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul Wadiyana membenarkan tersambungnya JJLS ruas jalan Jerukwudel, Girisubo-Tepus.

“Tapi belum selesai masih ada perbaikan-perbaikan,” kata Wadiyana.

Secara keseluruhan proyek nasional JJL yang membujur dari perbatasan Bantul-Gunungkidul-Pacitan, Jawa Timur telah membebaskan lahan sekitar 81,9 kilometer. Pelaksanaannya pemerintah provinsi, sedangkan pembangunan ditangani langsung oleh Pemerintah Pusat.

Baca Juga: Tutup JJLS, Jalur Masuk Hanya Satu Pintu

Dibagian lain, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul Rakhmadian Wijayanto mengaku telah mengusulkan pemasangan rambu peringatan antisipasi kecelakaan. Diusulkan ke Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

“Sudah ada beberapa persimpangan dipasangi rambu. Termasuk lalu lintas wamai di persimpangan dekat TPR Baron,” kata Rakhmadian.

Rakhmadian juga menyebut, idealnya setiap persimpangan JJLS juga dilengkapi lampu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL). Dengan demikian potensi kerawanan kecelakaan dapat diminimalisir. (gun/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)