RADAR MAGELANG – Permintaan air dari masyarakat belum berhenti, anggaran droping air dari APBD Kabupaten Gunungkidul 2023 terkuras habis. Agar kebutuhan masyarakat terdampak kekeringan terpenuhi, diupayakan minta bantuan donatur.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Gunungkidul Sumadi mengatakan, sebelum anggaran droping habis telah merealisasikan bantuan belanja tak terduga (BTT) sebanyak 300 tangki. Total lebih dari 1.100 tangki telah disalurkan kepada masyarakat. “Program droping air berhenti karena anggaran reguler habis,” katanya Jumat (1/12).
Diakui, hingga sekarang masih ada permintaan air bersih dari masyarakat. Seperti wilayah selatan yakni Sanglor, Panggang, dan wilayah Kapanewon Rongkop. Di satu sisi status tanggap darurat telah berakhir bulan lalu.
Baca Juga: Anggaran Droping Air Bersih Habis sejak Sepuluh Hari Lalu, BPBD Sleman Kini Andalkan Bantuan Swasta
“Kami akan melakukan evaluasi terlebih dahulu mengingat status siaga darurat kekeringan berakhir pada 30 November ini. Kami juga mencoba mencari donatur di luar APBD,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul Purwono membenarkan sejumlah wilayah masih memerlukan bantuan air bersih. Hujan yang mulai turun dalam beberapa hari terakhir belum merata.
“Ini kan hujan sebagian wilayah seperti Saptosari, Panggang, Purwosari, sudah diguyur hujan. Tadi malam juga hujan, dan terakhir permintaan di Kalitekuk, Semin,” kata Purwono.
Disinggung prediksi hujan turun merata, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Disampaikan bahwa pada triwulan ketiga Gunungkidul sudah hujan walaupun intensitas belum maksimal. “Sudah ada hujan tapi belum bisa digunakan untuk stok air minum,” ucapnya. (gun/laz)
