RADAR KEBUMEN – Survei GoodStats 2023 menempatkan kota Jogja pada peringkat satu sebagai Kota destinasi wisata pilihan masyarakat Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja mencatat kunjungan wisatawan yang datang mencapai 7,4 juta. Melonjak hingga 500 persen dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut juga diiringi dengan lama tinggal wisatawan yang juga meningkat menjadi 1,86 hari atau naik 22,37 persen dari periode sebelumnya. Sementar untuk nilai ekonomi pariwisata mencapai Rp 5,2 triliun atau tumbuh 14,21 persen dari tahun sebelumnya.
“Pencapaian tersebut diperoleh dari adanya kolaborasi upaya oleh sektor privat dan sektor publik untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan pemerintah,” kata Kepala Bappeda Kota Jogja Agus Tri Haryono dalam Workshop Perkembangan Pariwisata Berkualitas Kota Jogja, Kamis (30/11).
Menurut dia, penetapan strategi pariwisata berkualitas merupakan hasil atas evaluasi pelaksanaan kepariwisataan. Apalagi selama ini dirasa belum optimal dalam memberikan dampak nyata kepada masyarakat.
Untuk menekan adanya risiko keberlangsungan lingkungan, Pemkot Jogja mendefinisikan pariwisata berkualitas dengan tiga kriteria utama.
Yaitu pariwisata dapat memenuhi standar layanan pariwisata, adanya belanja wisatawan yang tinggi terhadap produk dan layanan lokal dan respek atas nilai sosial budaya dan lingkungan lokal yang tinggi.
Baca Juga: Video Konten Creator Bikin Khawatir, Pengelola Pantai Menganti Takut Jumlah Wisatawan Merosot
Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menambahkan, selama ini Pemkot Jogja dan stakeholder terkait pariwisata hanya mengunggulkan mengenai jumlah kuantitas wisatawan. Menurut data memang itu merupakan jumlah yang luar biasa. Tetapi hal itu berpotensi akan timbul banyak permasalahan baru. “Karena banyak wisatawan, pada akhirnya kan permasalah kemacetan, perihal parkir dan sampah harus kita soroti, karena beberapa kasus hal tersebut dapat menjadi viral,” tandasnya.
Selain beberapa hal yang disebutkan di atas, yang perlu diperhatikan kembali adalah perihal kenyamanan wisatawan yang datang. Jangan sampai hanya mengejar banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung. “Kita harus melihat lebih dalam, dari peningkatan tadi dampaknya seperti apa. Kalau kita melihat fenomena tersebut banyak hal yang akan kita lakukan selanjutnya,” katanya. (cr5/pra)