Neutron Yogyakarta

10 Tahun Nyamuk Wolbachia, Kasus DBD Menurun

10 Tahun Nyamuk Wolbachia, Kasus DBD Menurun
Dok Pusat Kedokteran Tropis UGM

RADAR MAGELANG – Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM menilai penelitian nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di DIY berhasil. Hal ini diungkapkan tokoh masyarakat yang telah 10 tahun tinggal berdampingan dengan Wolbachia.

“Sudah 10 tahun saya hidup dengan Wolbachia, Alhamdulillah penularan DB (Demam Berdarah Dengue) sudah tidak ada lagi,” ujar Dukuh Kronggahan II, Kalurahan Trihanggo, Gamping Sleman, Anto Sudadi belum lama ini pada acara TropmedTalk on Stage oleh Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM.

Pihak Center for Tropical Medicine FK-KMK UGM awalnya masuk ke Padukuhan Kronggahan mengenalkan tentang kesehatan lingkungan dan beberapa jenis nyamuk. Sosialisasi pengenalan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan pada 2013 kepada masyarakat kemudian mulai dilepaskan.

“Kami dari awal memang percaya penuh kepada penelitian ini karena dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten. Saya yakin penelitian ini akan memberikan dampak yang positif dan memberikan masukan kepada warga terutama terkait dengan kesehatan,” jelasnya.

Baca Juga: Sudah Ada 128 Kasus DBD, Dinkes Sleman Belum Agendakan Fogging di Awal Musim Penghujan

Peneliti WMP Jogja Prof Adi Utarini mengatakan fase yang dilalui saat penelitian cukup panjang. Meski begitu, hasil yang didapatkan sangat menggembirakan. Dia bersama tim peneliti lainnya berhasil membuktikan bahwa metode nyamuk ber-Wolbachia berhasil menurunkan 77 persen kasus dengue dan 86 persen insidensi perawatan di rumah sakit karena infeksi dengue di Kota Jogja.

“Wolbachia ini adalah bakteri alami yang ada di sekitar 60 persen serangga di sekitar kita,” ujarnya.

Di sisi lain, Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja Rubangi mengatakan, penurunan kasus DBD di Kota Jogja pasca pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, dilakukan sejak 2016. Angka tersebut merupakan yang terendah selama kurun waktu 10 tahun. Sekaligus yang terendah dibanding kabupaten lain di DIY. “Hingga Oktober 2023 ini tercatat hanya 67 kasus,” ujarnya.

Baca Juga: Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia, Sebagai Penumpas DBD Akan Disebar Di 5 Kota di Indonesia

Selain penurunan kasus, Dinkes Kota Jogja juga mencatat penurunan kebutuhan fogging hanya 9 kali pada 2023. Alhasil, dana yang seharusnya dialokasikan untuk fogging kemudian dialihkan untuk penanganan penyakit lain. (lan/laz)

Lainnya

Exit mobile version