Neutron Yogyakarta

Ruas Jalan Gunungkidul-Sleman Sudah Bisa Dilalui, Sebelum Nataru Ditargetkan Beroperasi Penuh

Ruas Jalan Gunungkidul-Sleman Sudah Bisa Dilalui, Sebelum Nataru Ditargetkan Beroperasi Penuh
MULUS - Jembatan di bekas air terjun Kedung Kandang, Nglanggeran sudah bisa dilintasi menggunakan roda dua akhir pekan lalu.GUNAWAN/RADAR JOGJA 

RADAR MAGELANG – Jalur alternatif Gunungkidul-Sleman sudah terhubung dan bisa dilintasi, khususnya kendaraan roda dua. Beroperasi secara penuh ditarget sebelum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Kepala Bidang Lalu Lintas, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul Bayu Susilo Aji mengatakan, persiapan operasional penuh jalur Gading-Ngalang-Nglanggeran telah dipersiapkan.”Kami mulai memasang rambu lalu lintas di jalan kabupatennya,” kata Bayu, kemarin (5/12).

Rinciannya pemasangan jalur Sambi-Tawang, Patuk-tawang, dan jalur Serut-Tawang. Total rambu lalin 17 unit dalam proses pemasangan. Rambu peringatan di persimpangan, jalur penyeberangan, dan tanjakan.”Kami juga memasang cermin tikung 20 unit sudah selesai pasang,” ujarnya.

Baca Juga: Memohon Hujan Segera Turun, Ini yang Dilakukan Warga Blimbing, Gunungkidul

Untuk progres pembangunan ruas jalan Gading, Kapanewon Playen, Gunungkidul, sampai Gayamharjo, Sleman ditarget selesai sebelum nataru. Nanti jika memasuki libur nataru akan menginformasikan operasional penuh jalur Gunungkidul-Sleman melalui Gading-Ngalang-Nglanggeran.

Berdasarkan pantauan, pengerjaan ruas jalan Gading-Ngalang-Nglanggeran masih berlangsung yakni, sekitar jembatan Padukuhan Kepil dan Bobung, serta jembatan bekas air terjun Kedung Kandang, Nglanggeran. Sementara untuk ruas jalan Prambanan – Gayamharjo masih proses pengerjaan.
“Sudah bisa dilintasi Gading-Ngalang-Nglanggeran. Sementara hanya khusus roda dua saja, roda empat belum bisa,” kata seorang pengguna jalan Aisyah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY 1 Desember: Potensi Hujan Sedang-lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang dari Kulon Progo Hingga Gunungkidul

Kepala Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Provinsi DIJ Kwaryantini Ampeyanti Putri mengatakan, jalur alternatif Gunungkidul-Sleman tinggal menyisakan dua ruas. Masing-masing Bobung-Kepil dan Kepil-Kedungkandang.
“Ditarget selesai akhir tahun ini, progres saat sekarang mencapai 92,2 persen,” kata Kwaryantini
Dia menjelaskan, total pembangunan dua ruas tersebut menelan anggaran sekitar Rp 99,2 miliar. Agar pembangunan selesai tepat waktu perkembangan harian terus dalam pantauan. (gun/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)