Neutron Yogyakarta

Sejumlah Halte Rusak dan Kotor

RADAR MAGELANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul menggencarkan pemeliharaan rutin terhadap sejumlah halte bus. Pemeliharaan rutin itu dilakukan lantaran sejumlah halte bus di Kabupaten Bantul mengalami kerusakan dan dicoret-coret.

Kepala Bidang Angkutan Dishub Bantul Toto Pamudji Rahardjo mengatakan, Dishub Bantul secara rutin melakukan pemeliharaan semua halte bus di Kabupaten Bantul. “Setiap tahun kami rutin menganggarkan khusus untuk perawatan dan pemeliharaan halte bus,” katanya saat dihubungi Senin (4/11).

Saat ini, di Kabupaten Bantul sendiri ada sebanyak 20 halte yang masih aktif beroperasi dan dipelihara rutin. Meskipun selalu dirawat, namun kondisi sejumlah halte tersebut mengalami kerusakan dan kotor oleh coretan. “Hanya saja ada beberapa masyarakat yang kurang kesadaran sehingga halte sering dicorat coret, dirusak, dan digambar graffiti tidak jelas,” ujarnya.

Toto menyebut, kerusakan pada halte bus juga bisa terjadi akibat dari ketidaksengajaan pengguna jalan. Namun tidak dilaporkan dan ditinggal begitu saja. “Ada yang tidak sadar sehingga merusak, tidak melaporkan kemudian ditinggal. Kemarin di terminal ada yang kesenggol plang namanya, tulisan halte rusak,” jelasnya.

Guna menanggulangi hal tersebut, Dishub Bantul sudah berupaya memulihkan halte bus dengan melakukan rehabilitasi. Juga melakukan memelihara semaksimal mungkin. Namun dengan ketersediaan anggaran dan jumlah petugas yang terbatas, peran masyarakat juga diperlukan untuk turut menjaga. Dia berharap dengan kondisi halte bus yang baik, pelayanan transportasi umum menjadi lebih maksimal. “Semata-mata untuk memberi pelayanan terbaik untuk warga Bantul,” pesannya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar memiliki kesadaran untuk turut menjaga kondisi halte, bukan malah merusaknya. “Kami mohon kesadaran untuk menjaga, merawat, dan memelihara milik bersama. Halte dibangun untuk warga Bantul yang menggunakan sarana transportasi darat,” ucap Toto.

Di sisi lain, saat ini di Kabupaten Bantul terdapat enam armada bus Trans Jogja dan lima armada bus dari Organisasi Angkutan Darat (Organda). Pengguna bus terutama Trans Jogja sendiri masih relatif banyak di Kabuapten Bantul. Sementara untuk bus Organda tidak setiap hari beroperasi. (tyo/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)