Neutron Yogyakarta

Tekan Inflasi, Disperindag DIY Gelar Pasar Murah

Tekan Inflasi, Disperindag DIY Gelar Pasar Murah
Warga membeli kebutuhan pokok saat pasar murah yang diadakan di Pelataran Siti Hinggil, Alun-alun Selatan, Jogja, Selasa (5/12).ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Demi menekan inflasi dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi DIY menggelar pasar murah di Pelataran Siti Hinggil, Selasa (5/12). Sejumlah kebutuhan pokok mulai dari beras, minyak, tepung, gula, telor dijajakan dengan harga murah untuk dibeli masyarakat luas.

Cuaca tidak terlalu terik tetapi juga tidak hujan. Masyarakat berbondong-bondong silih berganti berdatangan. Dengan diberikan stan dan tenda antisipasi hujan atau panas yang terik lapak pasar murah dikerubuti pembelinya.

Lokasinya yang strategis di Alun-Alun Kidul membuat masyarakat yang membeli terus berdatangan. Ditambah harga yang dipatok juga lebih murah dibanding pasar pada umumnya.

Fungsional Pengawas Perdagangan Disperindag DIY Sabar Santosa mengakui kegiatannya digelar oleh instansi tempatnya. Namun, bekerja sama dengan tim pengendalian inflasi daerah (TPID), Pemkot Jogja serta PKK DIY. “Tujuannya untuk pengendalian inflasi dan pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat Jogja khususnya sembako dengan harga yang murah,” katanya Selasa (5/12/2023).

Baca Juga: Harga Bapok Pasar Murah Tak Jauh Berbeda dari Pasaran

Menurutnya, harga menjadi lebih murah karena mendapat bantuan subsidi transportasi di setiap komoditasnya. Ditambah lagi komoditas yang diperjual belikan merupakan harga patokan dari distributor yang otomatis lebih murah. Khusus pasar murah kali ini kali pertama dijual cabai dengan harga satu ons Rp 5 ribu dan per kilogram Rp 50 ribu.

Sabar mengungkapkan, perbedaannya cukup signifikan jika dibanding dengan pasar pada umumnya. Dia mencontohkan cabai yang per kilogram Rp 50 ribu di luaran sudah mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogramnya. Selain itu, minyak goreng harganya Rp 15 ribu di luar sudah Rp 17 ribu. Ada juga gula pasir ada yang jual Rp 14 ribu sementar di luar sudah Rp 17 ribu. “Cabai harga perons Rp 5 ribu tadi juga laris manis banyak yang beli,” tambahnya.

Sasaran utama pembelinya ialah dari masyarakat umum. Namun, disadari tidak sedikit juga dari kalangan UMKM kecil. Pasar murah ini hanya dilangsungkan seharian saja.

Sabar mengaku, kegiatan pasar murah sudah digelar sejak Oktober hingga Desember 2023. Kegiatannya dilaksanakan berkeliling ke sejumlah daerah di DIJ. Selanjutnya nanti digelar pada 7 Desember di Imogiri, 9 Desember di Klitren dan 11-12 Desember di Kantor Disperindag DIY. Menurutnya, itu sebagai respon atas kenaikan harga yang biasanya terjadi menjelang natal dan tahun baru (Nataru).

Baca Juga: Tekan Harga, Operasi Pasar Murah Kembali Digelar

Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Jogja Sri Riswanti mengatakan, ketersediaan bahan pokok dari neraca ketersediaan Pemkot Jogja dalam jumlah aman, mencukupi, surplus untuk kebutuhan mingguan. Menurutnya, kenaikan harga saat ini terbatas pada pangan yang bersifat rentan seperti cabai. Selain itu, ketersediaan maupun harga dalam kondisi stabil. “Komoditas yang mungkin potensi dikeluhkan masyarakat adalah gula pasir. Namun kami berusaha pasokan ketersediaan tetap ada,” tegasnya.

Dia melakukan sejumlah langkah antisipasi di antaranya meningkatkan pantauan ke jalur-jalur distribusi, seperti gudang distributor, ritel, pasar rakyat dan Bulog. Hal itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan dalam jumlah mencukupi. (rul/laz)

Lainnya