RADAR MAGELANG – Profesor Tole Sutikno dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Elektronika, Instrumen, dan Kendali di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Teknologi Transportasi Listrik Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence (AI) menjadi pidato pengukuhannya, kemarin (4/120.
Prof Tole sepakat teknologi transportasi akan menuju listrik, netral karbon otonom dan cerdas di masa datang. Alternatif energi baru terbarukan yang mudah diakses kemudian berlomba-lomba dirancang secara khusus. Tujuannya sangat jelas, untuk menanggulangi polusi dan kemacetan. Apalagi saat ini Indonesia memiliki masalah serius di sektor transportasi, termasuk ketergantungan pada bahan bakar fosil.”Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keseriusan dalam mengadopsi kendaraan listrik guna mendorong upaya menekan perubahan iklim dan krisis energi,” ujarnya.
Keseriusan ini juga terlihat dari upaya pemerintah dalam menerbitkan regulasi penggunaan kendaraan listrik. Diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV) untuk Transportasi Jalan.
“Namun ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam adopsi kendaraan listik. Di antaranya terkait infrastruktur, awareness, dan edukasi masyarakat tentang operasional kendaraan listrik,” jelasnya.
Prof Tole menyebut, seiring dengan perkembangan teknologi, artificial intelligence (AI) masuk ke pelbagai sektor. Termasuk salah satunya sektor pengembangan kendaraan listrik. Kemudian apabila dikombinasikan dengan sistem berbasis kendali vektor direct torque control (DTC) bisa menjadi solusi moda transportasi yang aman, bersih dan cerdas. “Pada bidang ini, AI memiliki peran sangat krusial. Di antaranya pada kendali otonom atau autonomous driving, manajemen baterai, efisiensi energi, prediksi jarak, optimasi infrastruktur pengisian daya dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Sistem kecerdasan diperlukan dalam mengoptimalkan kendaraan listrik. Dengan begitu berbagai tantangan dan permasalahan dapat teratasi. Termasuk optimalisasi energi, peningkatan keselamatan dan memberikan pengalaman bagi pengguna.
Pada kesempatan yang sama Prof Imam Riadi juga dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Sistem Informasi. Dia mengangkat peran Cyber Security dalam Peningkatan Keamanan Sistem Informasi untuk Kemaslahatan Umat.
Prof Imam menyoroti pentingnya kemananan informasi dengan melindungi data. Selain tantangan keamanan data, ada juga kesenjangan digital dan dampak sosial dan ekonomi. “Dampak sosial ekonomi menjadi tantangan serius terutama berkembangnya teknologi dan otomatisasi yang dapat menggantikan pekerjaan manusia,” ujarnya.
Kemudian Prof Nanik Sulistyani dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Farmasi. Pidato pengukuhannya berjudul Pendekatan Eksplorasi Antibiotik Baru dari Sumber Mikroorganisme. (lan/din)