Neutron Yogyakarta

Warga Bantaran Sungai Diminta Waspada, BPBD Pasang 17 EWS

Warga Bantaran Sungai Diminta Waspada, BPBD Pasang 17 EWS
Warga beraktifitas di tempat tinggal mereka yang berada di bantaran Kali Gajah Wong, kawasan Gambiran, Umbulharjo, Kota Jogja, Selasa (5/12). Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Musim penghujan sudah tiba. Beberapa kali hujan mengguyur sejumlah titiknya dengan rentang waktu yang cukup lama. Kondisi tersebut berindikasi pada warga yang tinggal di bantaran sungai di Kota Jogja yang rentan terhadap bencana.

Tidak sedikit warga Kota Jogja yang tinggal di bantaran Sungai Gajahwong, Code, dan Winongo. Ketiganya menjadi aliran air yang penting melintas tengah kota. Sejumlah bencana alam rentan terjadi seperti tanggul yang ambles ataupun banjir.

Oleh karena itu BPBD Kota Jogja meminta warga tetap waspada karena intensitas hujan akan terus ada setiap hari. Ketua Tim Kerja Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Jogja Darmanto mengimbau warga selalu memantau waterlevel atau ketinggian permukaan air dan dengarkan imbauan BPBD melalui early warning system (EWS). “Memperhatikan kondisi sekitar rumah tempat tinggal terhadap potensi bahaya longsor atau tanah amblas atau pohon tumbang,” katanya,Selasa (5/12).

Baca Juga: BPBD Sleman Siagakan 12 EWS, Antisipasi Meningkatnya Potensi Banjir Lahar Dingin

Menurutnya, saat ini EWS sudah dipasang pada 17 titik berbeda. Terdiri atas di Sungai Winongo lima titik EWS, Gajahwong lima titik EWS, dan Code di tujuh titik EWS. Secara teknis EWS akan memberikan peringatan dini terhadap berbagai ancaman bencana alam untuk warga Kota Jogja.

EWS mendapat informasi dari Pusdalops BPBD Kota Jogja yang sebelumnya mendapat peringatan dari posko satu di Sungai Boyong, Ngentak. Pusdalops akan memberikan himbauan serta sirine melalui EWS. Ketika sudah diinformasikan kampung tanggap bencana (KTB) di sepanjang bantaran sungai akan melakukan persiapan. Menurutnya, teknis penggunaan EWS itu sudah disimulasikan terlebih dahulu sebelumnya sehingg sudah siap dalam penerapannya.

Meski memilik alat yang cukup membantu. Masyarakat tetap diminta agar tidak membuang sampah pada aliran sungai. Darmanto menegaskan, apabila ada kejadian bencana dimohon segera melaporkan ke Pusdalops BPBD Kota Jogja. Laporan yang masuk langsung dilakukan pengecekan atau asessment dari TRC Kota Jogja.

Baca Juga: Potensi Banjir Lahar Dingin Meningkat Saat Musim Hujan, BPBD Sleman: 12 EWS Siaga

Meski begitu, Darmanto mengungkapkan, selama ini bantaran sungai Kota Jogja terbilang masih aman dari bencana banjir atau tanah longsor. Menurutnya, yang pernah terjadi banjir malah karena lahar dingin dari erupsi Merapi 2010 lalu. Hal itu disebabkan karena pasirnya yang begitu banyak membuat airnya menjadi terangkat meninggi. Setelahnya, tidak ada banjir karena luapan yang terjadi di bantaran sungai.

Darmanto mengaku, saat musim penghujan seperti ini malah yang sering terjadi justru pohon tumbang yang menimpa bangunan. Peristiwa itu tentunya terjadi karena musim hujan yang berpadu dengan angin kencang. “Kalau efek dari sungainya malah tidak ada efek,” ucapnya.

Sedangkan untuk tanah longsor atau ambles di bantaran sungai Kota Jogja memang sempat terjadi beberapa kali. Menurut Darmanto, peristiwa itu terjadi di permukiman warga yang tidak semestinya ditinggali tetapi ditempati. “Di daerah-daerah seperti itu rawan tanah ambles bukan longsor yang seperti dibayangkan,” tuturnya. (rul/laz)

Lainnya