Neutron Yogyakarta

Antisipasi Kemungkinan Adanya Caleg Stres, Dinkes Bantul Lakukan Antisipasi

Antisipasi Kemungkinan Adanya Caleg Stres, Dinkes Bantul Lakukan Antisipasi
SIAP: Petugas berjalan di depan ruangan klinik jiwa di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Rabu (6/12). (Gregorius Bramantyo/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul melakukan antisipasi adanya calon anggota legislatif (caleg) yang stres atau mengalami gangguan kejiawaan akibat gagal terpilih pada Pemilu 2024.

Langkah yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan rumah sakit di Kabupaten Bantul yang khusus memiliki dokter spesialis jiwa.

Kepala Dinkes Kabupaten Bantul Agus Tri Widiyantara mengatakan, langkah itu dilakukan agar pihaknya bisa mempersiapkan diri ketika ada caleg yang mungkin depresi karena tidak terpilih dalam Pemilu 2024. Sehingga harus melakukan perawatan.

“Baik rawat jalan maupun rawat inap,” ujarnya, Rabu (6/12).

Baca Juga: Mulai 1 Januari 2024, MPR Jakarta tidak lagi Jual Kartu Multi Trip Ticket

Ia menyampaikan, sejauh ini, Kabupaten Bantul baru memiliki satu rumah sakit dengan layanan dokter spesialis jiwa sekaligus layanan rawat inap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Yakni, Rumah Sakit Pusat TNI AU Dr Suhardi Hardjolukito.

Sementara RSUD Panembahan Senopati Bantul juga memiliki layanan dokter spesialis jiwa. Namun belum dilengkapi dengan layanan rawat inap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.

“Jadi, kalau memang perlu ruang rawat inap, akan kami konsentrasikan di Rumah Sakit Pusat TNI AU Dr. Suhardi Hardjolukito,” jelasnya.

Baca Juga: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan? Kipas Angin atau AC, Simak Penjelasannya…

Agus menyebut, saat ini pihaknya belum memiliki rencana untuk membuat rumah sakit sendiri khusus untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Jadi, pihaknya saat ini masih mengoptimalkan rumah sakit yang ada.

Meski begitu, Dinkes Bantul tetap berupaya mendorong rumah sakit lain untuk mampu menyediakan ruang perawatan pasien jiwa.

Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan untuk  menggunakan Shelter Kesejahteraan milik Dinas Sosial Bantul. Untuk mengantisipasi kalau memang ada yang perlu dirawat.
“Jadi, kalau misalnya ada caleg stres yang belum perlu dirawat di rumah sakit tapi kalau di rumah juga membahayakan, mungkin nanti bisa disalurkan ke dinas sosial,” kata Agus.

Sementara itu, RSUD Panembahan Senopati sudah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya caleg stres pasca Pemilu 2024. Rumah sakit itu memiliki dua dokter spesialis kesehatan jiwa. Kemudian satu orang psikolog klinis.

Baca Juga: Siswi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Dibully Hingga Depresi, Guru Hanya Diam Seribu Bahasa!

“Jadi, secara kompetensi kami bisa menangani kasus itu,” ucap Kepala Bagian Hukum, Pemasaran dan Pendidikan RSUD Panembahan Senopati Harini Dewanti.

Meski begitu, RSUD Panembahan belum memiliki fasilitas rawat inap khusus bagi pasien kesehatan jiwa. Untuk, itu rumah sakit tersebut juga bekerjasama dengan instansi kesehatan di kabupaten lain dalam hal layanan rujukan.

“Semisal diperlukan tindakan lanjutan dan harus rawat inap, rujukannya ke RS Grhasia di Pakem, Sleman,” ujarnya.

Harini mengungkapkan, pada Pemilu 2019 lalu, tidak ada kasus caleg stres yang berobat di RSUD Panembahan Senopati.

Baca Juga: NVIDIA Resmi Jadi Andalan Jepang dalam Era Kecerdasan Buatan, Pasok GPU di Tengah Larangan AS ke China!

Guna mengantisipasi hal tersebut, rumah sakit sudah melakukan persiapan dengan adanya fasilitas dan sumber daya manusia yang cukup.

Kuota pasiennnya pun tidak dibatasai. Akan dilayani selama masih ada tempat dan sesuai kemampuan rumah sakit.

“Kalau nanti ada (caleg stres), bisa mengikuti pelayanan reguler. Jadi nanti kami meningkatkan kewaspadaan saja,” tandasnya. (tyo/amd)

Lainnya