Neutron Yogyakarta

Imbau Warga Kota Jogja Waspada Terhadap Virus

Imbau Warga Kota Jogja Waspada Terhadap Virus
Mobil ambulans yang dihiasi stiker bertuliskan kalimat ajakan untuk hidup sehat saat melintas di kawasan Malioboro, Kota Jogja, Rabu (6/12). GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Intensitas hujan di Kota Jogja semakin tinggi. Menghadapi itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengimbau warganya waspada terhadap berbagai penyakit yang rentan menyerang saat musim penghujan.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja dr Lana Unwanah menyampaikan, perubahan cuaca yang terjadi begitu cepat dapat meningkatkan risiko tubuh terserang penyakit. Hal itu tidak lepas dari berbagai faktor, seperti peralihan suhu yang ekstrem.”Tubuh menjadi lebih rentan terkena penyakit karena virus lebih mudah bertahan dan lebih cepat berkembang biak berkali lipat di suhu yang dingin sehingga mudah menyerang manusia,’’ terangnya.

Baca Juga: Antisipasi Kemungkinan Adanya Caleg Stres, Dinkes Bantul Lakukan Koordinasi dengan RS yang Memiliki Spesialis Jiwa

Selain itu, udara dingin juga berdampak buruk pada kinerja sistem imun dalam melindungi tubuh dari virus-virus tersebut. Ketika tubuh terpapar udara dingin, pembuluh darah menyempit sebagai upaya mempertahankan suhu di organ-organ tubuh. “Akibatnya, sistem imun tubuh secara tidak langsung dapat terganggu dalam melawan infeksi virus,’’ tambahnya.

Lana membeberkan, penyakit yang dapat menyerang kala musim hujan antara lain influenza, demam berdarah, dan leptospirosis. Influenza dapat menyerang anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan orang dewasa usia di atas 65 tahun. Leptospirosis rentan menyerang dengan kondisi lingkungan genangan air hujan, banjir, peternakan, lingkungan banyak tikus, dan sanitasi yang buruk.

Baca Juga: Fogging Tak Efektif, Dinkes Minta Gencarkan PSN

Seseorang tertular influenza apabila tak sengaja menghirup droplet atau percikan air ketika penderita batuk atau bersin. Menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi virus juga bisa membuat kamu tertular flu. Sebagian besar kasus dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi penderita akan dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas.

Sementara untuk DBD saat musim hujan, suhu udara yang turun menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembab. Genangan air pun terbentuk di mana-mana akibat hujan. Kondisi itu menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes untuk berkembang biak. Akibatnya, penularan DBD pun lebih mudah terjadi di musim ini. “Lakukan pemberantasan sarang nyamuk,” pesannya. (rul/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)