RADAR MAGELANG – Sejumlah warga di Kalurahan Selopamioro, Imogiri, Bantul saat ini masih mengalami kekurangan air bersih. Meski begitu, bantuan air bersih dari berbagai pihak nilai telah mencukupi kebutuhan air bersih.
Lurah Selopamioro, Sugeng mengatakan, warga Kalurahan Selopamioro yang berada di dataran tinggi sebagian besar mengalami kekurangan air bersih. Hal itu terjadi karena bencana kekeringan yang melanda kawasan tersebut.
Ia menjelaskan, warga yang kekurangan air bersih berada di sebelas RT di Dusun Kalidadap 1 dan Dusun Kalidadap 2. Sementara di Dusun Srunggo 1 dan Dusun Srunggo 2 mencapai 10 RT. “Warga yang kekurangan air bersih ada sekitar 700 KK,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (7/12/2023).
Baca Juga: Lima Kecamatan di Bantul Kekeringan
Sugeng menyebut, sebelumnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan (DPMK) Kabupaten Bantul telah membangun sumur bor di wilayahnya. Namun beberapa waktu lalu, peralatan yang ada dalam sumur bor tersebut mengalami kerusakan. “Sehingga saat ini tidak dapat berfungsi,” katanya.
Pihak kalurahan juga telah berupaya mengajukan permohonan perbaikan ke dinas terkait. Namun menurut Sugeng, DPMK pada tahun 2023 masih fokus melakukan pembuatan sumur bor. Sehingga perbaikan dan pemeliharaan sumur bor tersebut belum dilakukan.
Saat ini DPMK Bantul tengah membangun sebuah sumur bor di Dusun Kalidadap 2. Sumur bor itu diperkirakan akan beroperasi dalam waktu dekat. Ia pun berharap warga memanfaatkan bantuan air bersih yang disalurkan dengan bijak. “Sekarang sudah prospektif dibuatkan sumur bor di Kalidadap. Sudah dua pert tiga, hampir selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala DPMK Sri Nuryanti mengatakan, sumur bor yang dimaksud tersebut bukanlah milik Pemkab Bantul. Melainkan milik paguyuban bank. Memang ada sumur, tapi masih proses pengerjaan. Bukan yang ditunjuk sama pak lurah. “Yang itu di luar tanggung jawab kami,” sanggahnya.
Ia menyebut, di Dusun Kalidadap 2 sendiri memang sedang dibangun sumur bor dari DPMK Bantul. Saat ini sedang dalam proses pengeboran. Pengeboran sumur bor tersebut sudah berlangsung selama sebulan. Karena faktor alam, sumur tersebut belum bisa diselesaikan dalam waktu singkat. “Satu hari kadang cuma bisa mengebor satu sampai dua centimeter saja. Karena bawahnya batu. Perkiraan dua minggu lagi selesai,” ujarnya.
Di sisi lain, status darurat kekerignan di Kabupaten Bantul diperpanjang hingga 31 Desember 2023 mendatang. Hal ini disebabkan kekeringan masih terus terjadi dan air bersih masih terus disalurkan ke sejumlah wilayah. Meskipun hujan telah turun di Kabupaten Bantul sejak pertengahan November 2023.
Meski pada awal Desember ini di wilayah DIY sudah masuk musim hujan, namun hujan belum merata dan intensitas hujan belum tinggi. Sehingga belum berdampak pada ketersediaan air tanah maupun sumur warga.
“Dengan alasan kondisi hujan belum intens, artinya air belum meresap sampai ke dalam tanah. Sehingga sumber-sumber air belum mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan harian masyarakat,” kata Komandan Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah. (tyo/din)