Neutron Yogyakarta

Ribuan Warga Sleman Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Erupsi dan Tanah Longsor

Ribuan Warga Sleman Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Erupsi dan Tanah Longsor
Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas awan panas guguran pada Senin (4/12) petang. Masyarakat pun diimbau mewaspadai kemungkinan gangguan abu vulkanik.DOKUMENTASI BPPTKG

RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat ada ribuan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana.

Adapun risiko bencana yang dihadapi berupa erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, dan tanah longsor.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman St. Haenry Dharma Widjaja mengatakan, total yang tercatat pihaknya ada 2.940 jiwa yang tinggal di daerah rawan bencana.

Ribuan masyarakat itu tersebar di tujuh padukuhan di wilayah lereng gunung Merapi dan perbukitan Prambanan.

“Secara umum lereng Merapi berada di kalurahan Wonokerto, Girikerto, Purwobinangun, Hargobinangun, Umbulharjo, Kepuharjo, dan Glagaharjo,” ujar Haenry kepada Radar Jogja, Jumat (7/12).

Baca Juga: PSS Sleman Waspadai Kebangkitan The Phoenix

Merinci tentang wilayah sebaran. Dari hasil pendataan BPBD Sleman ada di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem. Meliputi wilayah RT 1 sebanyak 176 jiwa, RTb2 sebanyak 79 jiwa, RT 3 sebanyak 132 jiwa, dan RT 4 sebanyak 120 jiwa.

Kemudian juga di Padukuhan Ngandong, Girikerto, Turi dengan sebaran RT 1 sebanyak 83 jiwa, RT 2 sebanyak 123 jiwa, RT 3 sebanyak 115 jiwa, RT.4 sebanyak 88 jiwa, RT 5 sebanyak 74 jiwa, RT 6 sebanyak 106 jiwa, dan RT 7 sebanyak 115 jiwa.

Haenry melanjutkan, ada masyarakat di empat RT pada Padukuhan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan juga tinggal di daerah rawan bencana erupsi Merapi. Meliputi RT 1 sebanyak 149 jiwa, RT 2 sebanyak 177 jiwa, RT 3 sebanyak 90 jiwa, dan RT 4 sebanyak 124 jiwa.

Baca Juga: Dikelola Pemkab Sleman, Wisata Kaliurang Dilarang Untuk Kegiatan Kampanye

Kemudian juga di wilayah Kalitengah Kidul RT 1 sebanyak 82 jiwa, RT 2 sebanyak 72 jiwa, RT 3 sebanyak 103 jiwa, dan RT 4 sebanyak 84 jiwa.

Padukuhan Srunen di kalurahan Glagaharjo, Cangkringan juga tercatat rawan bencana dengan sebaran di wilayah RT 1 sebanyak 103 jiwa, RT 2 sebanyak 130 jiwa, RT 3 sebanyak 96 jiwa, dan RT 4 sebanyak 108 jiwa.

Sementara untuk wilayah rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor ada di Padukuhan Nawung, Gayamharjo, Prambanan. Meliputi wilayah Nawung RT 1 sebanyak 111 jiwa, RT 2 sebanyak 54 jiwa, RT 3 sebanyak 149 jiwa, RT 4 sebanyak 112 jiwa, dan RT 5 dengan jumlah 115 jiwa.

“Paling banyak (warga di kawasan rawan bencana) memang di lereng Gunung Merapi,” terang Haenry.

Baca Juga: Windows 10 Mau Tamat…Tapi Microsoft Punya Penawaran Gila untuk Pengguna Setia, Update Keamanan Sampai 2028, Harganya…Rahasia!
Sebelumnya, Kepala BPBD Sleman Makwan meminta agar masyarakat juga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada pergantian musim kemarau ke penghujan seperti sekarang.

Di mana, hal tersebut akan ditandai dengan cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan deras.

Selain itu, peralihan musim juga akan membuat pembentukan awan cumulonimbus. Sehingga dapat memicu bencana angin puting beliung sampai hujan es.

“Kondisi itu juga dapat mengakibatkan bencana tanah longsor, serta banjir lahar dingin kalau hujan terjadi di lereng Merapi,” ungkap Makwan. (inu/amd)

Lainnya

Exit mobile version