Neutron Yogyakarta

Kasus Pneumonia Pada Anak di Kota Jogja Terkendali, Masyarakat Tetap Waspada dan Hidup Sehat

Kasus Pneumonia Pada Anak di Kota Jogja Terkendali, Masyarakat Tetap Waspada dan Hidup Sehat
Lana Unwanah. (Khairul Ma'arif/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Kasus pneumonia pada anak di Kota Jogja masih terpantau dalam taraf yang aman. Angka temuan kasusnya belum sampai meningkat jauh lebih tinggi. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja temuannya hingga hampir setahunan 2023 ini hanya kisaran ratusan saja.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja dr. Lana Unwanah menyampaikan, sejak minggu pertama Januari hingga pekan ke-47 tahun ini total ada 460 kasus pneumonia. Menurutnya, jumlah tersebut relatif sama dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Dia menambahkan, pneumonia ini khasnya menyerang kalangan anak-anak.

“Kita dengar dua bulan terakhir di China peningkatan pneumonia pada anak rawat jalan dan inap, dinyatakan para ahli bahwa penyebabnya bakteri mikroplasma ini ternyata tingkat fatalitas kematiannya lebih rendah dibanding Covid-19,” katanya, Jumat (8/12/2023).

Baca Juga: Burung Kiwi Menetas untuk Pertama Kalinya Dalam 150 Tahun di Selandia Baru

Dinkes Kota Jogja menerapkan kewaspadaan dini dan respon dengan laporan mingguan dari setiap fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada. Baik itu di tingkat rumah sakit maupun Puskesmas. “Sampai ke minggu 48 pekan lalu tidak menemukan peningkatan kasus pneumonia di Jogjakarta yang signifikan, itu artinya masih terkendali,” tambahnya.

Oleh karena itu, Dinkes Kota Jogja meminta masyarakat tidak perlu panik berlebihan tetapi harus waspada. Masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan pemakaian masker, meningkatkan daya tahan tubuh konsumsi gizi seimbang, minum vitamin, istrirahat yang cukup, dan tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut Lana, pneumonia ini bagian dari penyakit inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Dia membeberkan, ISPA itu ada dua yakni ISPA atas dan bawah. Rata-rata pneumonia yang menyerang anak adalah ISPA atas. Adapun penyebabnya yakni infeksi bakteri virus dan jamur.

Baca Juga: Tak Perlu Minder Punya Kulit Sawo Matang atau Gelap, Ternyata Lebih Tahan Cuaca Panas Dibandingkan Kulit Putih

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo menghimbau masyarakat tidak panik. Menurutnya, tetap teruskan pola PHBS jangan dihentikan karena itu antisipasi dan menjaga kondisi tubuh tetap seahat. Selain itu, cuci tangan yang rutin dan apabila tidak enak badan dianjurkan pakai masker sehingga tidak menyebar. “Masyarakat kota yang merasakan gejala yang mirip-mirip segeralah menjangkau Faskes yang terdekat bisa puskesmas atau RSUD, 18 puskesmas kami terkategori paripurna semua sehingga bisa melayani warga semua,” ucapnya. (rul/iwa)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)