RADAR MAGELANG – Bertepatan dengan masa kampanye Pemilu, di momentum Natal 2023 dan tahun baru (nataru) 2024, Dinas Pariwisata DIY tetap menargetkan kunjungan wisatawan semakin baik begitu pula spending money-nya.
Sejumlah persiapan panjang dilakukan untuk memastikan keamanan di wilayah DIY sehingga tak terjadi tren penurunan kunjungan.
Plh Dinas Pariwisata DIY Kuwniawan mengatakan, berkaitan dengan Nataru sejumlah persiapan tak hanya dari sektor wisata saja. Sebab, nataru tahun ini bertepatan dengan masa kampanye.
“Kita ingin target jumlah wisatawan maupun spending money Desember 2023 ini lebih baik. Makanya persiapan kita cukup panjang,” katanya Jumat (8/12).
Sejumlah persiapan itu sudah dilakukan seperti berkoordinasi dengan KPU, Bawaslu, Polda, Dinas Perhubungan, Bakesbangpol, Satpol PP, linmas di lingkup DIY serta kabupaten/Kota.
Koordinasi itu pertama soal momentum akhir tahun ini agar bisa bersama-sama menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi.
Kontribusi wisatawan juga harus meningkat. Puncak kunjungan bisa dipertahankan seperti tahun sebelumnya.
Baca Juga: Libur Nataru, Daop 6 Yogyakarta Antisipasi Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan
Tak kalah penting, mempertahankan kunjungan wisatawan nusantara yang saat ini trennya mulai meningkat.
“Sehingga kita mau pastikan kondisi kampanye selalu aman tertib dan damai,” ujarnya.
Dia menyebut jumlah kunjungan wisatawan saat libur Nataru dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.
Pada Desember 2021 terdapat 735.000 kunjungan, sedangkan pada Desember 2022 ada 785.000 kunjungan.
“Kita di (Nataru) tahun ini, menargetkan 800.000 wisatawan berkunjung ke destinasi wisata di DIY. Kita berharap ada peningkatan,” jelasnya.
Pihaknya sudah mencoba dengan even pertama berupa wonderful Jogja. Bahwa di masa kampanye tetap bisa berlibur ke destinasi wisata di DIY.
“Kita yakinkan wisatawan tetap nyaman untuk berkunjung ke Jogja,” terangnya.
Adapun di 2023 data sementara yang masuk sudah ada 30 event akan diselenggarakan di akhir tahun selama Desember tersebar di kabupaten/kota.
Kemudian instansi ini juga akan menyiapkan krisis center maupun TIC untuk memberikan kanal kepada wisatawan jika ada laporan.
“Sehingga mereka tidak liar hanya menyampaikan kekecewaan di medsos, itu bagus untuk feedback ke kami langsung. Sehingga kami bisa dapat umpan balik dan tidak melalui netizen yang mungkin kita tidak tahu sumbernya,” tambahnya. (wia/amd)