RADAR MAGELANG – Pusat perbelanjaan seperti mall yang kini juga mengakomodasi kebutuhan wisata dan refreshing disinyalir cukup rentan dengan berbagai tantangan.
Salah satunya adalah soal pemilihan umum (pemilu). Khususnya, masa kampanye. Di mana, kondusivitas pelaksanaan pemilu dinilai bisa berdampak pada eksistensi mall.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APBI) DIY Surya Ananta mengatakan, pada momentum politik harus dijaga dan dipastikan keamanannya. Ini agar berlangsung kondusif.
“Itu berpengaruh, lebih lanjut juga kunjungan wisatawan luar kota ke Jogja, mereka turut memikirkan keamanannya,” katanya, Minggu (10/12).
Baca Juga: Berikan Contoh, Dua Pertandingan Terakhir Pekan ke-22 BRI Liga 1 Dipimpin Wasit Asal Jepang
Lebih lanjut, menjelang momentum libur Natal dan tahun baru (nataru) akan banyak pendatang ke Jogja baik untuk keperluan wisata hingga bisnis.
Menurutnya, sektor pariwisata dan ekonomi DIY sangat sensitif dan rentan dengan gejolak yang ada di masyarakat.
“Kami ingin kondusif, wisata dan ekonomi sangat terpengaruh dengan hal yang sifatnya dadakan atau sporadis,” sambungnya.
Bahkan, dalam tahapan yang lebih jauh, Surya menilai wisatawan lokal dari luar kota sangat mungkin membatalkan rencana perjalanan secara mendadak. Itu apabila ada hal yang tidak kondusif.
Sepanjang 2023, Surya menuturkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri, salah satunya adalah investasi yang masih fluktuatif di DIY.
Kendati demikian, tetap ada aspek positif yang tumbuh pada 2023. Termasuk industri perbelanjaan, wisata, hingga perhotelan yang secara umum sudah beroperasi 100 persen.. Baca Juga: Persaingan Semakin Ketat, Bojan Hodak: Persib Tak Boleh Kehilangan Poin Lagi
“Operasional sudah 100 persen, lalu banyak pelajar dan mahasiswa masuk mendongkrak trafik kunjungan ke ruang publik,” lontarnya.
Sementara itu, Ketua GIPI DIY Bobby Ardyanto Setyo Ajie juga menuturkan hal yang sama. Industri pariwisata secara umum memang aspek yang riskan dengan banyak berbagai gejolak.
Jika ada gesekan yang terjadi pada momentum kampanye pemilu, paparnya, hal tersebut dikhawatirkan akan memiliki dampak yang sifatnya multiefek ke beberapa sektor krusial.
“Dampaknya bisa ke ekonomi, pariwisata hingga investasi, jadi harus benar-benar dijaga,” pesannya.
Bobby menyebut, periode high season pariwisata akan mulai terjadi sekitar minggu kedua Desember mendatang hingga awal tahun. Hal tersebut perlu dipastikan keaman dan kenyamanannya bagi semua pihak.
“Sebentar lagi masuk periode high season, banyak yang akan ke Jogja termasuk saat nataru,” tandasnya. (iza/din)