RADAR MAGELANG – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta mencatat Gunung Merapi tidak terdeteksi mengeluarkan awan panas guguran (APG) kemarin (9/12). Terhitung mulai pukul 00.00 sampai 06.00.
“Sedangkan kemarin (Jumat), Merapi mengeluarkan APG delapan kali,” kata Kepala BPPTKG Jogjakarta Agus Budi Santoso kemarin (9/12).
Agus mengungkapkan, saat ini status Merapi siaga atau berada pada level 3, BPPTKG sendiri memetakan bahwa potensi bahaya yang terjadi masih berupa guguran lava dan juga awan panas yang berada pada sektor selatan hingga barat daya.
“Meliputi Sungai Boyong maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer,” ungkapnya.
Sementara, pada sektor tenggara yang cakupannya meliputi Sungai Woro terjadi sejauh maksimal 3 kilometer, dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan untuk lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan, diprediksi dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Dia pun mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk terus melakukan update serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
“Jika ada perubahan aktivitas signifikan, status Gunung Merapi akan segera kami tinjau kembali,” lontarnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan pun meminta, agar masyarakat tetap tenang dan memantau update informasi dari BPPTKG dan BPBD.
“Lalu, patuhi juga zona bahaya yang direkomendasikan sebagai peringatan dini,” pesannya.
BPBD Sleman, lanjutnya, juga telah menyiapkan aplikasi sistem informasi Sleman tangguh bencana (Simantab) dan fitur posisi aman lereng Merapi (Paman Lepi) yang bisa diakses masyarakat. “Masyarakat bisa akses itu, kalau masuk zona bahaya akan ada ada notifikasi dan ada panduan menuju titik aman juga,” tandasnya. (iza/eno)