Neutron Yogyakarta

Nataru, 12 Destinasi Wisata Berpotensi Macet

Nataru, 12 Destinasi Wisata Berpotensi Macet
GUNTUR AGA TIRTANA /RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Dinas Pariwisata DIJ melakukan pemetaan potensi daerah macet untuk menghadapi momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Ada 12 titik berpotensi macet di destinasi wisata Jogjakarta akibat mobilitas wisatawan selama liburan itu.

Plh Kepala Dinas Pariwisata DIJ Kurniawan mengatakan, 12 titik tersebut, antara lain, Malioboro dan Keraton, Monumen Jogja Kembali (Monjali), Jalan Kaliruang (Jakal), Prambanan Breksi dan sekitarnya.

“Di Kulon Progo ada ayunan langit, Sungai Mudal, Waduk Sermo, Kalibiru, Pantai Glagah. Kemudian di Bantul yakni Pantai Parangtritis, Pantai Depok yang potensi antrean panjang di loket,” katanya Senin (11/12).

Baca Juga: Mayoritas Sudah di Atas 50 Persen, PHRI Targetkan TPK Hotel 90 Persen Saat Nataru

Tidak hanya itu, potensi macet di destinasi wisata juga diprediksi bisa terjadi di Hutan Pinus Mangunan, di Gunungkidul ada Pantai Baron serta di sekitaran Heha Ocean View, Gua Pindul, Bukit Bintang, dan Nglanggeran. Beberapa titik lainnya ini juga relatif ramai. “Jadi kemungkinan besar akan macet juga,” ujarnya.

Sehingga diimbau kepada pelaku wisata di seluruh DIJ untuk memberlakukan manajemen pengunjung masuk lokasi wisata. Sebab sudah dipastikan akan terjadi lonjakan wisatawan di destinasi wisata.  “Pasti membeludak ya, sehingga kita mau loket wisata itu ada penambahan petugas agar tidak ada antrean panjang,” jelasnya.

Dinas Pariwisata juga merencanakan untuk memecah konsentrasi akan ada penyebaran event kegiatan di Jogjakarta pada momen Nataru nanti.  “Ada sekitar 30 event yang masuk diselenggarakan akhir tahun nanti tersebar di kabupaten/kota,” tambahnya.

Baca Juga: Jelang Nataru, Personel Dishub Kota Jogja Dibantu ATCS Tekan Kemacetan Karena Membeludaknya Kendaraan

Sementara itu Plh Kepala Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto mengatakan, saat Nataru dipastikan lalu lintas macet pada sore hari di pusat Kota Jogja, khususnya Malioboro. Wisatawan biasa pada siang hari bergeser ke destinasi di berbagai tempat pilihannya.

“Sebelum ke Malioboro dianjurkan melihat dulu CCTV, kira-kira memungkinkan nggak untuk memasuki kawasan tersebut. Karena akan dilakukan rekayasa lalu lintas oleh kepolisian dan dilakukan penutupan,” bebernya.

Oyot, sapaan akrabnya, itu juga mengimbau masyarakat atau wisatawan mengunjungi destinasi wisata tersebar. Tidah hanya pada satu titik destinasi saja. Terlebih destinasi wisata di DIJ diklaim cukup banyak.
“Jadi tidak terkonsentrasi di satu titik destinasi. Silakan pilih destinasi yang nyaman di akses, nyaman untuk disinggahi. Kalau sudah macet, kami tidak bisa apa-apa,” ujarnya.

Baca Juga: Siapkan AMUS saat Libur Nataru, Antisipasi Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan 

Menurutnya, kemacetan ini yang harus diwaspadai semua pihak, termasuk wisatawan. Agar tidak sampai terjebak dan berputar-putar tidak mendapat layanan parkir, sehingga berpotensi menambah kecametan. Apalagi jika bus berdimensi besar yang masuk ke kota.

“Rekayasa lalu lintas di kota itu seperti biasa. Di Malioboro, di Bantul juga akan melakukan itu jika diperlukan, termasuk di Gunungkidul juga akan begitu terutama di kawasan pantai,” terangnya.
Dia menyebut skema rekayasa lalu lintasnya kurang lebih sama seperti tahun sebelumnya. Terutama di kawasan Malioboro akan dilakukan kanalisasi di dekat Stadion Kridosono.

Adapun pada tahun sebelumnya dilakukan kanalisasi di Jalan Abu Bakar Ali. Apabila dipandang Malioboro sudah cukup penuh, sehingga pintu masuk ke Malioboro hanya bisa lewat Jalan Mataram.

Baca Juga: Dispar Koordinasi dengan KPU dan Bawaslu, Antisipasi Libur Nataru Bareng dengan Kampanye  

Selain itu, buka tutup jalan juga akan dilakukan di Kleringan hingga seputaran Stadion Kridosono. Bahkan bisa juga sampai ke wilayah Demangan. Buka tutup jalan ini diberlakukan secara situasional.
Sementara di Bantul akan sedikit berbeda karena sudah ada Jembatan Kretek 2. Sehingga pada saat peak season antrean panjang masuk ke jalan menuju Pantai Parangtritis dimungkinkan sebagian akan diarahkan ke barat. Termasuk di Gunungkidul, akan dilakukan rekayasa lalu lintas.

“Juga akan dilakukan rekayasa dengan adanya jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang sudah dihubungkan. Jadi masyarakat dari wilayah timur, Jawa Timur, bisa mengakses lewat lewat Girisubo. Sedangkan yang dari barat bisa lewat JJLS pintu barat. Jadi Insya Allah aman,” tambah Oyot. (wia/laz)

Lainnya