Neutron Yogyakarta

Sudah 50 Persen Lebih, PHRI Targetkan TPK Hotel 90 Persen Saat Nataru

Sudah 50 Persen Lebih, PHRI Targetkan TPK Hotel 90 Persen Saat Nataru
SOSOK : Ketua DPD PHRI DIJ Deddy Pranowo Eryono. (DWI AGUS/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Jelang momentum libur Natal dan tahun baru (nataru) capaian reservasi dan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di wilayah DIY mulai menunjukkan angka pemesanan yang signifikan.

Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, reservasi hotel untuk periode 20 Desember 2023 sampai 2 Januari 2024 mendatang secara umum telah banyak terpesan. Kisaran okupansi 60 sampai 70 persen.

“Rata-rata sudah di atas 50 persen, dominan berada di area Jogja dan Sleman,” katanya, Senin (11/12).

Baca Juga: Kegiatan Sosialisasi oleh Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta di Desa Wisata Pucung

Sementara, untuk hotel dan penginapan yang berada di wilayah Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo secara umum reservasinya masih berada di kisaran angka 40 persen.

“Kita push di tiga kabupaten kota lainnya agar mendapat berkah nataru juga,” sebutnya.

PHRI sendiri disebutnya terus mendorong peningkatan reservasi hotel tersebut dan kini mulai menunjukkan progresi peningkatan.

“Update beberapa hari ini ada peningkatan reservasi 10 sampai 15 persen, dan kita akan terus dorong itu,” lontarnya.

Baca Juga: Dishub Bantul Akan Beri Peringatan Kerawanan Jalur Cinomati di Google Maps

Deddy membeberkan, pada momentum nataru mendatang PHRI menargetkan secara akumulatif jumlah reservasi TPK hotel bisa berada di angka 90 persen.

“Target PHRI 90 persen pada saat Nataru, baik hotel bintang dan non bintang,” ungkapnya.

Terpisah, Public Relations Riss Hotel Malioboro
Anindita Herdiani menyampaikan, untuk momentum nataru mendatang pihaknya saat ini masih melakukan pemantauan dan proyeksi jumlah TPK hotel.

Namun, sejauh ini disebutnya bahwa persentase reservasi kamar hotel sudah di atas 50 persen dan diprediksi akan terus bertambah.

Baca Juga: Mitos atau Fakta ? Astronot Lebih Awet Muda di Luar Angkasa Dibandingkan di Bumi

“Untuk persentasenya sudah di atas 50 persen dan biasanya last minute bertambah,” terangnya.

Perihal target TPK hotel sendiri, Anindita memproyeksikan bisa mencapai lebih dari 90 persen untuk seluruh jumlah kamar di akhir tahun.

Untuk mendongkrak reservasi TPK tersebut, diakuinya telah disiapkan berbagai penawaran khusus pada momentum nataru mendatang.

“Kami ada tiga promo khusus Nataru, yakni ada Holy Week, Holy Jollie Chrisstmas dan Decades Festival,” tandasnya. (iza/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)