Neutron Yogyakarta

Kominfo : Panduan Etik Artificial Intelligence Sangat Penting

Kominfo : Panduan Etik Artificial Intelligence Sangat Penting
Tangkapan Layar

RADAR MAGELANG – Perkembangan teknologi khususnya artificial intelligence (AI) semakin pesat laiknya dua sisi mata uang.

Teknologi menguntungkan sekaligus mengancam apabila manusia belum dan tidak dipaksa siap.

Ketua Tim Tata Kelola Sistem Elektronik dan Ekonomi Digital Kemenkominfo RI Hario Bismo Kuntarto mengatakan, pentingnya panduan etik artificial intelligence.

Diungkapkan pada Digital Expert Talk #19 bertema ‘AI IOI: Potensi dan Implementasi AI di Berbagai Sektor’ yang digagas  CfDS Fisipol UGM, belum lama ini.

“Kami sedang merumuskan panduan etik penggunaan AI, didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi yang masuk ke Kominfo. Mulai dari inklusivitas, kemanusiaan, demokrasi, transparansi, keamanan, kredibilitas dan akuntabilitas. Jadi ini ialah prinsip etik yang kita coba lihat,” jelasnya.

Baca Juga: Jangan Sepelekan..!!! Ternyata Menyanyikan Lagu Nina Bobo Memiliki Manfaat Untuk Bayi. Apa Saja?

Panduan ini menjadi acuan bagi pihak yang memanfaatkan teknologi AI.

Dalam perjalanannya akan terus dikembangkan sesuai dengan kondisi teknologi yang berkembang secara cepat.

Panduan dinilai sangat penting di tengah ketidaksiapan masyarakat terhadap masifnya perkembangan teknologi AI yang berpotensi melahirkan pelbagai persoalan.

Kominfo menyadari, untuk membuat masyarakat siap juga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Maka diperlukan sikap adaptif terhadap segala perkembangan teknologi. Termasuk panduan etik tersebut.

Sebelumnya, Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) sudah menjadi pembahasan sejak 2020.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Jabatan Serta Batas Usia Pensiun PNS PPPK Sebelum dan Sesudah Dirombak UU ASN No 20 Tahun 2023

Hal itu bertujuan untuk menghadapi perkembangan AI pada pelbagai sektor, mulai dari pendidikan, sosial, usaha hingga keamanan.

“Hadirnya Stranas KA ini dan partisipasi aktif pemerintah di berbagai forum menjadikan pemerintah aktif melihat ekosistem yang ada dalam perkembangan AI. Kita bersifat terbuka untuk membuat kebijakan,” ujarnya.

Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) merespon cepat derasnya arus perkembangan teknologi.

Wujud respon UGM melalui pembukaan Program Studi Magister Kecerdasan Artificial, Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) sejak 2022.

Dosen DIKE FMIPA UGM, Afiahayati mengatakan kolaborasi penelitian diperlukan dalam perkembangan teknologi pada beragam sektor.

Baca Juga: Pecinta Horor, Film SAW XI Resmi Dibuat, Tayang September 2024

Dalam hal ini UGM sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki peran sangat penting. Dicontohkan penggunaan AI juga penting di sektor kesehatan.

“Jadi kami dari UGM ikut membantu penggunaan AI di platform-platform rumah sakit. Sejauh ini kita juga sudah memiliki Laboratorium Sistem Cerdas, jadi khusus untuk meneliti AI. Dan profesor AI pertama di Indonesia (Sri Mulyana, red) itu ada di lab kami,” jelasnya. (lan/bah)

Lainnya