Neutron Yogyakarta

Awas, Antraks Masih Ada di Gunungkidul. Begini Cara Menghindarinya…

Awas, Antraks Masih Ada di Gunungkidul. Begini Cara Menghindarinya…
BIAR SEHAT - Petugas tengah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak agar terlindungi dari ancaman penyakit. Foto: Gunawan/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Para petani di Gunungkidul perlu mewaspadai penyakit antraks pada awal musim hujan tahun ini.

Sebab, rumput mulai tumbuh menyebabkan terjadinya kontak dengan spora yang ada di tanah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan, penyakit zoonosis ini harus diwaspadai.

Baca Juga: Selamat! Yuli Hastuti Resmi Jadi Bupati Purworejo

Sebab bakteri spora antraks bisa bertahan selama puluhan tahun sehingga ancaman tetap ada.

“Perlu waspada karena virusnya sudah masuk Gunungkidul,” kata Wibawanti Rabu (13/12/2023).

Namun secara kasus menurutnya terkendali, terbukti sudah tidak lagi hewan ternak terpapar.

Berdasarkan data, temuan antraks terakhir terjadi pada Juni 2023 di wilayah Kapanewon Semanu.

Baca Juga: PSIM Jogja Langsung Mainkan Pemain Pinjaman dari Persija Jakarta

“Setelahnya nihil kasus,” ujarnya.

Kata Wibawanti, masyarakat perlu mengetahui langkah pencegahan penyakit zoonosis.

Dari dinas sendiri memberikan sosialisasi mengenai larangan praktik brandu atau tradisi penyembelihan terhadap hewan mati mendadak atau sakit dibagi-bagikan warga.

“Kalau menemukan hewan ternak mati mendadak harus dikubur,” tegasnya.

Baca Juga: Kisah Misteri Rumah Mewah Sultan yang Terbengkalai, Penghuninya Hilang Tanpa Jejak dengan Aura Mistis

Kemudian dinas juga rutin memberikan vaksin antraks terhadap hewan ternak di lokasi penemuan kasus.

Suntik vaksin diberikan setahun dua kali dan dalam rentang waktu selama sepuluh tahun.

“Beberapa waktu lalu kami mendapat bantuan vaksin dari Kementerian Pertanian sebanyak 11.017 dosis,” ungkapnya.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Rumah Sakit dan Puskesmas Diminta Siap Pemeriksaan Swab saat Libur Nataru

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan, saat ini tidak ditemukan kasus kematian baru penyakit zoonosis.

“Tapi tetap kita waspadai karena sudah masuk di wilayah kita,” kata Retno Widyastuti.

Pada awal musim penghujan, kata Retno, biasanya muncul berbagai penyakit pada hewan ternak ditandai dengan demam tiga hari (three days sickness).

Baca Juga: Statistik Gol Per 90, Menagih Ketajaman Paulo Henrique Bersama Persebaya

Namun asalkan daya tahan tubuh hewan ternak diperhatikan, tidak sampai berlanjut ke infeksi sekunder dan mortalitasnya tidak tinggi.

Hati-hati dengan hewan ternak dari luar daerah.

“Kalau beli dikarantina dulu, jangan langsung dicampur dengan ternak lain dalam satu kandang,” ucap Retno.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, suspek antraks pada manusia pernah terjadi di Kapanewon Semanu.

Baca Juga: Melihat Kesiapan RSUD Sleman Hadapi Membludaknya Caleg Stres Pasca Pemilu 2024: Tidak Siapkan Ruangan Khusus, Tiga Nakes Siaga

Di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo 148 orang sudah dites dan hasilnya 45 orang dinyatakan positif antraks, waktu itu.

Tes antraks juga dilakukan di Padukuhan Semuluh Lor, Ngeposari.

”Sebanyak 22 orang yang dites dan satu warga dinyatakan positif. Tapi sekarang semua sembuh,” kata Dewi Irawaty. (gun/iwa)

Lainnya