RADAR MAGELANG – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sleman menurunkan puluhan spanduk yang berisi konten provokatif pada Rabu (13/12).
Spanduk-spanduk tersebut terpaksa diturunkan oleh petugas karena dikhawatirkan dapat mengganggu kondusifitas Pemilu 2024.
Ketua Bawaslu Sleman Arjuna Al Ichsan Siregar mengatakan, ada 23 spanduk yang diterbitkan pihaknya bersama personil Satpol PP Sleman. Tersebar di wilayah Kapanewon Mlati dan Kapanewon Gamping.
Baca Juga: Sambut Nataru, Pelanggan KA Argo Dwipangga Bisa Gunakan Kereta Eksekutif dan Luxury New Generation
Dia menerangkan, bahwa puluhan spanduk provokatif tersebut diturunkan karena berpotensi mengganggu kondusivitas pemilu. Yakni berisi tentang kecaman dan ujaran kebencian terhadap politisi Ade Armando.
“Kami turunkan karena dikhawatirkan dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban di masyarakat,” ujar Arjuna kepada Radar Jogja, Rabu (13/12).
Sementara terkait dengan hasil pengawasan pihaknya selama dua pekan kampanye. Arjuna menyatakan, bahwa pihaknya belum menemukan pelanggaran selain pemasangan alat peraga kampanye (APK).
Baca Juga: PSIM Jogja Langsung Mainkan Pemain Pinjaman dari Persija Jakarta
Yakni berupa APK terpasang pada tempat yang tidak seharusnya. Seperti ditempatkan pada pohon, APPIL, tiang listrik dan tiang telepon.
Terkait dengan hal itu, Bawaslu Sleman sudah berkoordinasi dengan partai politik agar dapat menerbitkan sendiri APK-nya. Adapun jumlah yang melanggar diketahui mencapai sekitar 400 APK.
Baca Juga: Selamat! Yuli Hastuti Resmi Jadi Bupati Purworejo
“Kami meminta agar partai politik menertibkan sendiri, seumpama tidak diindahkan baru kami tertibkan,” tegas Arjuna.
Sebagaimana diketahui, pernyataan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando yang menyebut politik dinasti sesungguhnya ada di DIY memantik amarah warga DIY. Dampaknya sebagian masyarakat pun menggelar aksi dan menuntut agar dirinya ditangkap.
Baca Juga: Statistik Gol Per 90, Menagih Ketajaman Paulo Henrique Bersama Persebaya
Terkait dengan hal itu, diketahui Ade Armando sudah meminta maaf melalui akun X @adearmando61 yang di-posting pada Minggu (3/12) malam pukul 23.40. Dalam video sepanjang 62 detik tersebut dia sampaikan permintaan maafnya.
“Saya meminta maaf sebesar-besarnya seandainya video saya yang terakhir, terkait politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan, terutama di DIY,” katanya. (inu/amd)