Neutron Yogyakarta

Sebagian Besar Jamaah dari Jawa Timur, Peringatan Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat

Sebagian Besar Jamaah dari Jawa Timur, Peringatan Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat
Warga mengikuti Semaan Al-Quran memperingati 277 Tahun Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, di Masjid Gede Kauman, Kota Jogja, Rabu (13/12/2023). (Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Ribuan orang mengikuti acara keagamaan dalam rangka Pengetan 277 tahun Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (13/12/2023).

Sebagian besar jamaah berasal dari Jawa Timur yang itu erat kaitanya dengan sejarah Mataram.

Banyak jamaah dari Jawa Timur karena sejarahnya sewaktu zaman ‘Palihan Negari’.

Baca Juga: Ratusan TPS di Gunungkidul Berada di Lokasi Susah Sinyal Internet Alias Ndlap-Ndlup, Benarkah?

”Karena dulu beberapa wilayah Jawa Timur merupakan daerah kekuasaan Mataram maka antara Keraton Jogjakarta dengan masyarakat Jawa Timur masih mempunyai ikatan yang kuat,” jelas Kehartakan/Bendahara 1 Kawedanan Pengulon Keraton Yogyakarta, Bushaeri atau M.Ry. Sarihartaka Dipuro kepada Radar Jogja (13/12/2023).

Palihan Negari adalah istilah sejarah saat masa pembelahan wilayah Mataram menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Baca Juga: KPU Kota Magelang Buka 2.471 KPPS, Beri Kesempatan Penyandang Disabilitas

Hal itulah yang menjawab mengapa setiap acara peringatan berdirinya Keraton Jogjakarta selalu dipenuhi oleh masyarakat Jawa timur.

“Total pengunjung tahun ini selama dua hari ini kurang lebih ada 1.700 orang, yang kebanyakan dari jamaah Jawa Timur,” tuturnya.

Acara tersebut rutin diselenggarakan setahun sekali.

Setiap tahun memang berganti temanya.

Baca Juga: Masih Ada Seribu Kepala Keluarga di Bantul yang Belum Miliki Jamban Sehat

Tema yang diangkat pada tahun ini adalah ‘Menuju Ngayogyakarta Hadiningrat yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo’.

“Setiap tema yang kita usung selalu dengan persetujuan Kraton Ngayogyakarta. Alhamdulilah tema pada tahun ini langsung disetujui,” ujarnya.

Acara tersebut merupakan agenda dari Keraton Jogjakarta yang diselenggarakan oleh Kawedanan Pengulon.

Baca Juga: Manajemen Keuangan Jadi Kendala UMKM Belum Bisa IPO dan Masuk Bursa Saham

Setiap agenda Keraton Jogjakarta yang bernuansa keagamaan, biasanya Kawedanan Pengulon yang akan menyelenggarakannya.

“Selain untuk memperingati Hadeging Keraton Jogjakarta ke 277 tahun, tujuan dari acara tersebut c untuk melestarikan kegiatan positif dari Keraton Jogjakarta yang sudah ada sejak dulu. Saya sudah 30 tahun di sini dan acara tersebut sebelumnya sudah ada, jadi kami hanya meneruskan saja,” tandasnya.

Sementara itu, perwakilan Tim Pengkaji Kitab Kawedanan Pengulon, Raden Wedono Rohmanu atau Bibin menyampaikan rangkaian acara peringatan Hadeging Keraton Ngayogyakarta 277 tahun.

Baca Juga: Dibukanya Lagi Tiktok Shop Jadi Tantangan Sekaligus Peluang Bagi Pelaku Usaha

Acara pertama dimulai dengan ziarah ke makam Sultan Hamengkubuwono 1 pada Selasa (12/12/2023) pagi.

“Acara ziarah diikuti beberapa perwakilan dari Keraton Jogja dari kantor urusan Pengulon menuju pajimatan Imogiri, Bantul. Malam harinya acara dilanjut dengan Mujahadah yang bertempat di Masjid Gede Kauman,” ujarnya.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Produsen Jas Hujan Kebanjiran Order

Rangkaian acara tersebut ditutup dengan Semaan, pengajuan dan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Nur Cholis.

Setelah pengajian usai, akan ada ‘Sabdo Dalem’ sebagai penutup acara.

Sabdo Dalem tersebut dilakukan secara streaming dan ditampilkan di layar masjid Gede Kauman.

Baca Juga: Ini dia Profil Gielbran Muhammad Noor yang Sebut Joko Widodo Alumnus Memalukan

Sabdo Ndalem merupakan istilah sambutan atau pesan dari Sultan Hamengku Buwono X yang isinya tentang Hadeging Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ke 277,” tandasnya. (cr5/iwa)

Lainnya