Neutron Yogyakarta

Imbau Pelaku Wisata Beri Pelayanan Terbaik

Imbau Pelaku Wisata Beri Pelayanan Terbaik
KINI TERSAMBUNG - Begini penampakan jalur JJLS dari Kapanewon Tepus-Kapanewon Girisubo beberapa waktu lalu. Jalur ini akan memberikan kemudahan akses menuju objek wisata.

RADAR MAGELANG – Kabupaten Gunungkidul diprediksi menjadi salah satu pusat tujuan wisata di Jogjakarta saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Oleh sebab itu pelaku wisata diimbau agar memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung.

Itu disampaikan Bupati Gunungkidul Sunaryanta dalam rapat persiapan Nataru 2023-2024 di ruang rapat Handayani, Setda Gunungkidul, kemarin (18/12). Dia juga mengingatkan, wisata pantai masih menjadi primadona bagi wisatawan.”Sehingga perlu persiapan ekstra. Di antaranya terkait kemacetan, akses jalan yang sempit dan pengelola wisata,” kata Sunaryanta.

Menurutnya ada beberapa spot jalan sempit sehingga perlu rekayasa jalur. Harapannya tidak terjadi penumpukan kendaraan yang akan berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan. “Perlu mapping baik jalur, arus lalu lintas masuk dan keluar wisatawan dan pengamanan jalur jalur baru akses wisatawan ke Gunungkidul,” ujarnya.

Baca Juga: Catat ! Dua Jalur Tengkorak di Gunungkidul Ini akan Dihapus dari Google Maps, Mengapa Demikian…

Agar lebih efektif, pihaknya meminta agar dikoordinasikan dengan karang taruna, masyarakat maupun desa pengelola wisata. Kepada pengelola wisata, bupati meminta agar menjadi pelayan yang baik sehingga tidak terjadi informasi.”Hal sekecil apapun tolong diperhatikan. Jangan sampai viral,berita negatif sampai kemana mana. Jadilah pelayan wisatawan yang baik,” pesannya.

Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri mengaku butuh kesiapan ekstra untuk menghadapi Nataru. Karena bertepatan juga dengan tahun politik pemilihan presiden dan legislatif.”Perlu kesiapan publik untuk memberikan rasa nyaman. Tidak hanya wisata, Gunungkidul juga menjadi tujuan kuliner dan budaya,” katanya.

Dikatakan, selalama nataru pihaknya menerjunkan sebanyak 238 personel pengamanan. Polres juga menyiapkan lima pos pengamanan di lima lokasi di antaranya objek vital dan destinasi wisata. “Lonjakan terbanyak perjalanan masuk Gunungkidul kami prediksi mulai 29 Desember hingga 2 Januari 2024,” ungkapnya.

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Bupati Gunungkidul Ingatkan Pelaku Wisata Jangan Sampai Viral Berita Negatif

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul Bayu Susilo Aji mengatakan, pada libur Nataru tengah disiapkan rekayasa jalur. Untuk rekayasa lalu lintas nantinya bersifat situasional tidak permanen. “Jalur utama Jogja-Wonosari kendaraan kecil diimbau bisa menggunakan jalur alternatif (Sambi-Tawang-Sorogedug/Klaten) (Playen, Getas, Mangunan, Imogiri),” kata Bayu. (gun/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)