Neutron Yogyakarta

Sembilan Warga Bantul Positif Covid-19, Masyarakat Diimbau Menjaga Diri dan Tak Panik

Sembilan Warga Bantul Positif Covid-19, Masyarakat Diimbau Menjaga Diri dan Tak Panik
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Agus Tri Widiyantara. (Gregorius Bramantyo/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat saat ini ada sembilan warga yang positif terjangkit Covid-19. Sembilan kasus tersebut tersebar di sejumlah kapanewon.

Yakni, Kapanewon Jetis, Kapanewon Sewon, Kapanewon Pandak, Kapanewon Bantul, Kapanewon Kasihan, dan Kapanewon Bambanglipuro.

Kepala Dinkes Kabupaten Bantul Agus Tri Widiyantara mengatakan, kasus itu terdeteksi mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya tercatat hanya ada tujuh kasus pada Rabu (13/12).

Dari data terakhir, ada tambahan dua pasien positif. Dua pasien itu terdeteksi pada Minggu (17/12) kemarin.

Baca Juga: Lewat TP2DD, Pemprov DIY Ajak Dinas Hingga Masyarakat Gencarkan Transaksi Digital

“Yang paling lama itu terdeteksi sekitar sebelum dua minggu yang lalu, karena masa isolasi 14 hari. Jadi saat ini ada sembilan pasien positif Covid-19 di Kabupaten Bantul,” kata Agus, Senin (18/12).

Ia menjelaskan, pasien positif Covid-19 saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Selain itu, ada juga yang sedang menjalani isolasi di rumah sakit swasta di Bantul.

Warga yang terpapar Covid-19 itu terdeteksi dari adanya screening kesehatan ketika hendak menjalani perawatan, operasi, maupun hendak menjalani proses persalinan di fasilitas kesehatan.

“Di beberapa rumah sakit menerapkan screening kesehatan, jadi dites. Kemarin juga ada beberapa yang bergejala ” jelasnya.

Baca Juga: Investor Pasar Modal di DIY Terus Tumbuh Signifikan

Agus menyebut, warga yang terpapar Covid-19 di Bantul tidak memiliki riwayat berpergian ke luar kota atau ke luar negeri.

Selain itu, Dinkes Bantul juga belum menerapkan wilayah zonasi baha Covid-19 di Bumi Projotamansari. Lantaran jumlah kasus yang masih sedikit.

“Tersebar di beberapa kapanewon, tidak di satu kapanewon. Jadi belum bisa menerapkan zonanya mana saja. Saat ini masih hijau semua,” ujarnya.

Dinkes Bantul sendiri belum menetahui varian virus Covid-19 yang ada di Bantul saat ini. Hal itu karena membutuhkan waktu lama untuk pengecekan.

Baca Juga: Dampak Lonjakan Covid-19, Di Jawa Tengah Tercatat Ada 34 Orang Terpapar

Namun, menurut Agus, kemungkinan masih varian lama. Bukan varian baru yang berasal dari luar negeri.

“Toh selama ini kasusnya juga ada di Bantul, tapi selama ini tidak setiap hari ada yang konfirm,” ucapnya.

Saat ini, Dinkes Bantul tidak mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker. Hanya saja, mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menjaga diri dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, hingga menjaga pola hidup bersih dan sehat. Terutama saat sedang sakit flu, batuk.

Baca Juga: Meski Masih Landai, Masyarakat Diingatkan Perkuat PHBS, Pemprov DIY Siapkan 2.500 Dosis Vaksin Sikapi Sebaran Covid-19 Jelang Nataru

“Jangan sampai menular ke orang lain. Apalagi, yang kondisinya sedang tidak fit. Jadi kalau sedang tidak fit dan sedang berada di area publik, kalau bisa tetap menggunakan masker,” imbaunya.

Sementara itu, Gubernur DIY Hamengku Buwono X mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu terlalu khawatir dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah tempat. “Karena ini lain. Turunannya lebih makin lemah,” katanya.

Meski begitu, ia menekankan kepada masyarakat untuk berhati-hati agar tidak terpapar kasus Covid-19. Termasuk kepada para orangtua yang memiliki anak-anak. Karena kecenderungannya anak-anak yang terkena, bukan orang dewasa.

“Tapi, ya mungkin tiga sampai empat (kasus) sudah selesai,” ujar raja Keraton Yogyakarta ini. (tyo)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version